Bahasa adalah alat komunikasi utama bagi manusia. Bahasa dengan susunan kalimat yang baik akan mudah dipahami sehingga terjadi proses pemindahan informasi yang lancar antara pembicara dan pendengar. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, maka pembicara harus memperhatikan keefektifan kalimat yang digunakan.Â
Apa itu keefektifan kalimat?
Efektif mengandung pengertian yaitu tepat guna, maksudnya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu, atau kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Kalimat efektif mengandung unsur-unsur yang saling mendukung satu sama lain membentuk kesatuan ide yang padu. Unsur-unsur kalimat efektif terdiri dari subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Terdapat beberapa ciri-ciri kalimat efektif, antara lain yaitu:
- Kesejajaran, memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
- Kehematan, kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata -- kata yang tidak perlu. Kata -- kata yang berlebih penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
- Penekanan, kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
- Kelogisan, kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur -- unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
- Kesepadanan, yaitu keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai kesepedanan kalimat ini diperhatikan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kesepadanan pikiran yang baik.
- Kecermatan dalam pemilihan dan penggunaan kata, merupakan kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
- Kepaduan, yaitu kepaduan ialah kepaduan penyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
Agar tepat dalam penggunaan kalimat efektif, berikut syarat-syarat kalimat efektif:
- Kesatuan gagasan
Kalimat efektif mengandung unsur-unsur yang saling mendukung satu sama lain membentuk kesatuan ide yang padu. Jadi tidak masalah jika dalam satu kalimat terdiri atas lebih dari satu gagasan, seperti dalam kalimat majemuk, asalkan masing-masing gagasan saling berkaitan. Berikut ini bentuk-bentuk kesalahan yang menjadikan gagasan kalimat tidak padu.Â
1. Penempatan subjek atau predikat tidak jelas. Contoh: "Mengenai permasalahan itu saya sudah diskusikan dengan bagian kepegawaian", kalimat tersebut mengandung dua subjek sehingga kalimatnya menjadi tidak jelas, dapat diubah menjadi "Saya sudah mendiskusikan permasalahan itu dengan bagian kepegawaian".
2. Gagasan yang bertumpuk-tumpuk. Contoh: "Objek wisata ang ada di daerah-daerah itu yang merupakan modal dasar atau barang dagangan yang harus kita kelola dan kita pasarkan dengan tujuan mendatangkan devisa", kalimat tersebut mengandung gagasan yang bertumpuk-tumpuk karena predikat kalimat tersebut terasa kabur akibat pencantuman kata yang sebelum predikat. Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi "Objek wisata yang ada di daerah-daerah tersebut merupakan modal dasar atau barang dagangan kita, yang harus kita kelola dan kita pasarkan dengan tujuan mendatangkan devisa".Â
- Kepaduan
Unsur-unsur dalam kalimat harus terpadu dan saling berhubungan satu sama lain. Bentuk-bentuk kesalahan yang menjadikan kalimat tidak padu sebagai berikut.Â
1. Penggunaan kata ganti yang salah. Contoh: "Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih", kesalahan kalimat tersebut terletak pada penggunaan akhiran-nya. Akhiran tersebut digunakan untuk orang ketiga, kalimat tersebut sebaiknya di ubah menjadi "Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih".
2. Penempatan kata depan yang kurang tepat. Contoh: "Bagi peserta tes yang belum memenuhi persyaratan administrasi akan diberi waktu untuk melengkapinya", penggunaan kata depan bagi dan pada pada kalimat di tersebut menyebabkan hilangnya fungsi subjek, sehingga makna kalimat menjadi kabur, kalimat di atas dapat diubah menjadi "Peserta tes yang belum memenuhi persyaratan administrasi akan diberi waktu untuk melengkapinya ".
- Kesejajaran/Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, jika bentuk pertama menggunakan kata benda, bentuk berikutnya juga menggunakan kata benda. Jika bentuk pertama menggunakan kata kerja, bentuk kedua juga menggunakan kata kerja.Â
Contoh: "Tahapan penyusunan laporan ini adalah pengumpulan data, membuatkan kerangka laporan, dan mengembangkan kerangka laporan menjadi laporan yang utuh", kalimat tersebut tidak paralel atau tidak sejajar. Kata membuat dan mengembangkan yang berimbuhan me-kan tidak sejajar dengan kata penyusunan dan pengumpulan yang berimbuhan pe-an. Kalimat di atas dapat diubah menjadi: "Tahapan penyusunan laporan ini adalah pengumpulan data, pembuatan kerangka laporan, dan pengembangan kerangka laporan menjadi laporan yang utuh".
- Kelogisan
Kalimat efektif mengandung makna yang logis atau dapat diterima akal sehat. Kalimat efektif harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku secara umum. Contohnya Angsa memiliki dua pasang taring tajam. Secara gramatikal, kalimat tersebut benar, tetapi makna kalimat tersebut tidak logis. Adakah angsa yang memiliki taring?
- Kehematan
Kalimat efektif menggunakan pilihan kata yang tepat dan tidak berlebihan. Contoh: "Beberapa menteri-menteri luar negeri Asia Afrika mengadakan pertemuan di Bandung", kalimat tersebut merupakan kalimat mubazir dan dapat diperbaiki menjadi "Menteri-menteri luar negeri Asia Afrika mengadakan pertemuan di Bandung".Â
- Penekanan
Cara ini untuk membentuk kalimat efektif adalah dengan memberi penekanan pada unsur unsur penting di dalam kalimat kalimat. Penekanan itu dapat dilakukan melalui:
a. Menggunakan partikel -lah, -pun, dan -kah. Contoh: "Sayalah yang paling bertanggung jawab atas permasalahan yang menimpanya".Â
b. Mengulang-ulang bagian kalimat yang dianggap penting. Contoh: "Dalam sebuah perusahaan, baik jajaran karyawa, jajaran pimpinan, maupun jajaran komisaris harus saling bersinergi untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman".Â
c. Memindahkan unsur-unsur penting dalam kalimat ke bagian awal kalimat. Contoh: "Tugas utama seorang pelajar adalah belajar dengan tekun. Belajar dengan tekun adalah tugas utama seorang pelajar. Selaku pelajar, tugas utama kami adalah belajar dengan tekun".
d. Menggunakan kata yang maknanya berlawanan atau bertentangan pada unsur kata yang ingin ditekankan. Contoh: "Untuk masalah yang satu ini, ia bukan tidak mau tahu, tetapi memang tidak ada yang memberi tahu".Â
e. Menggunakan ejaan yang tepat. Contoh: "Presiden lantik dua orang duta besar", kalimat tersebut salah dan dapat dibenarkan menjadi "Presiden melantik dua orang duta besar". Â
Semoga ulasan diatas bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan sebagainya, mohon untuk kritik dan sarannya agar selanjutnya lebih baik lagi. Terima kasih telah membaca, ingat jangan bosan untuk membaca karena membaca adalah jembatan ilmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI