Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penguasa Ombak

16 April 2024   05:11 Diperbarui: 16 April 2024   05:25 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pura kecil di atas pulau batu, 100 meter lepas pantai Balekambang. (Foto: Wikipedia/Utems)

Setelah beberapa saat bermain dengan ombak yang sebelumnya ia takuti, Reza mulai merasa lebih nyaman. Ibunya, yang selama ini mendampingi, memberikan dukungan dengan setiap gelombang yang datang.

Reza: (sambil tersenyum) "Bu, aku tidak percaya aku bisa berdiri di sini bersama ombak."

Widya: "Kamu sudah melangkah jauh, Nak. Ibu bangga sekali padamu."

Suasana di pantai Balekambang semakin hangat seiring matahari yang perlahan terbenam. Orang-orang di sekitar mereka mulai berkumpul, menikmati panorama senja yang menakjubkan, sementara Reza dan ibunya masih asyik dengan permainan mereka di tepian.

Reza: (berani) "Bu, aku mau coba masuk sedikit lagi. Bisa temani aku?"

Widya: (antusias) "Tentu, ayo kita hadapi bersama."


Mereka berdua berjalan lebih jauh lagi, dan Reza mulai merasa gelombang yang lebih besar menyapu kakinya. Kali ini, dia tidak panik. Ia belajar mengikuti irama ombak, merasakan kekuatannya dan bagaimana mengatasi dorongan-dorongan kecilnya.

Reza: "Bu, rasanya seperti aku sedang belajar menari dengan laut."

Widya: "Itulah yang terbaik dari laut, dia bisa menjadi guru yang hebat jika kita berani mendengarkan."

Tiba-tiba, sebuah ombak yang lebih besar dari sebelumnya mendekat. Reza menarik napas dalam, mengingatkan diri akan apa yang telah ia pelajari hari itu. Ia membiarkan ombak itu menghampirinya, merasakan adrenalin, tetapi kali ini dengan rasa percaya diri yang baru.

Reza: (tersenyum lebar) "Bu, aku tidak takut!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun