Anggaran berbuka menjadi aspek penting lainnya.
Data menunjukkan 45% responden mengalokasikan anggaran 10.001-15.000 rupiah per hari untuk berbuka, mencerminkan upaya menyeimbangkan antara kebutuhan nutrisi dan keinginan makanan yang enak dalam keterbatasan anggaran.
Sebagian besar responden (50%) memenuhi kebutuhan makanan berbuka mereka melalui kombinasi membeli dan memasak, menunjukkan strategi adaptasi dalam menghadapi keterbatasan anggaran sambil tetap mencoba memenuhi kebutuhan nutrisi dan kepuasan rasa.
3. Media Sosial sebagai Sumber Informasi Nutrisi
Media sosial berperan signifikan sebagai sumber informasi utama tentang nutrisi, dengan 59% responden mengandalkan platform seperti TikTok, Instagram, dan Facebook.
Ini mencerminkan bagaimana anak kost mencari dan memproses informasi nutrisi dalam era digital, yang mungkin mempengaruhi persepsi dan kebiasaan makan mereka.
Namun, keandalan dan kualitas informasi yang diperoleh dari media sosial bisa bervariasi, menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana mereka menavigasi informasi tersebut untuk membuat keputusan yang tepat tentang nutrisi.
4. Dilema antara Nutrisi dan Anggaran
Ketika responden ditanya tentang “Bagaimana Anda mengelola untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sambil tetap berada dalam anggaran?”, 48 dari 56 responden (86%) menjawab beragam. Berikut adalah analisis dari jawaban mereka.
Responden mengelola kebutuhan nutrisi sambil tetap berada dalam anggaran dengan berbagai cara, mencerminkan strategi yang beragam dan kreatif.