Mohon tunggu...
Healthy

Peran Farmasis Menyongsong Indonesia Sehat 2025

13 Januari 2018   18:08 Diperbarui: 13 Januari 2018   18:11 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi  pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah  bernama Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas -- fakultas di universitas.

Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan ilmu farmasi. Saat ini banyak sekali organisasi ahli farmasi baik dalam lingkup nasional maupun internasional. 

Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama "The Pharmaceutical Society of Great Britain". D i Amerika Serikat menyusul 11 tahun kemudian dengan nama "American Pharmaceutical Association". Setelah itu, organisasi internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama "Federation International Pharmaceutical".

Dunia farmasi  terus berkembang didukung oleh berbagai penemuan -- penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi yangi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan ilmu, kalau boleh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah industri obat pertama berdiri).

Lalu, bagaimana dengan perkembangan farmasi di Indonesia? Boleh dibilang, perkembangan farmasi dimulai ketika berdirinya pabrik kina di Bandung pada tahun 1896. 

Kemudian, terus berjalan hinnga sekitar tahun 1950 dimana pemerintah mengimpor produk farmasi jadi ke Indoneisa. Kemudian Perusahaan -- perusahaan lokal pun bermunculan, tercatat ada Kimia Farma, Indofarma, Biofarma, dan lainnya. Di dunia pendidikan sendiri, sekolah tinggi atau fakultas farmasi juga dibuka di berbagai kota.

Kemudian seperti apa peran kefarmasian pada masa penjajahan ? Pada masa penjajahan, baik pada masa pemerintahan Hindia Belanda maupun masa Jepang,  kefarmasian di Indonesia pertumbuhannya sangat lambat, dan profesi ini juga belum dikenal secara luas oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan belum adanya wadah yang mampu menghasilkan tenaga kefarmasian. 

Sampai proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pun, para tenaga farmasi Indonesia pada umumnya masih terdiri dari asisten apoteker dengan jumlah yang sangat minim. 

Tenaga apoteker pada masa penjajahan umumnya berasal dari negara luar,seperti dari belanda dan jerman.Namun, semasa perang kemerdekaan, kefarmasian di Indonesia mencatat sejarah yang sangat berarti, yakni dengan didirikannya pertama kali Perguruan Tinggi Farmasi di Klaten pada tahun 1946 dan di Bandung tahun 1947. 

Lembaga Pendidikan Tinggi Farmasi yang didirikan pada masa perang kemerdekaan ini mempunyai andil yang besar bagi perkembangan sejarah kefarmasian pada masa-masa selanjutnya.

Nah, mari kita lihat pada era globalisasi sekarang. Di era sat ini perkembangan dunia farmasi sudah mengalami kemajuan yang cukup pesat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun