Mohon tunggu...
Syaefunnur Maszah
Syaefunnur Maszah Mohon Tunggu... Senior Human Capital Strategist, Sekjen Parsindo, Wakil Ketua Peradi DPC

Concern pada masalah sosial kebangsaan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keluarga Tuding Netanyahu Penghalang Bebasnya Sandera

14 September 2025   15:25 Diperbarui: 14 September 2025   15:25 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga sandera Israel. / BBC News.

Kritik keluarga sandera juga menyentuh dimensi internasional. Amerika Serikat sendiri tidak nyaman dengan serangan ke Qatar, sementara PBB sudah memperingatkan risiko bencana kemanusiaan yang lebih parah di Gaza. Dukungan global untuk penyelesaian damai bisa menguat seiring dengan narasi keluarga sandera yang penuh muatan moral.

Jika tren ini terus berlanjut, suara keluarga sandera berpotensi menjadi simbol perlawanan moral di Israel. Mereka bisa memobilisasi opini publik untuk menekan pemerintah, sebagaimana terjadi di masa lalu ketika kasus sandera menjadi isu nasional yang mengguncang kursi kekuasaan.

Pada akhirnya, jeritan keluarga sandera bukan sekadar kritik personal terhadap Netanyahu. Itu adalah refleksi dari keputusasaan rakyat yang merindukan perdamaian di tengah perang panjang. Selama Netanyahu dianggap mengutamakan kursi ketimbang kepulangan sandera, maka perdamaian Timur Tengah akan tetap menjadi mimpi yang menjauh.

Hal ini menegaskan bahwa suara keluarga sandera bukan hanya soal kepedihan pribadi, melainkan juga tentang arah politik Israel dan masa depan perdamaian kawasan. Suara mereka adalah pengingat bahwa politik yang menyingkirkan kemanusiaan pada akhirnya hanya akan menambah daftar korban, bukan menghapusnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun