Mohon tunggu...
S Wulan A
S Wulan A Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Halo, namaku Wulan aku senang membaca buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gratitude: Seni Memaknai Hidup

1 Juli 2023   19:05 Diperbarui: 1 Juli 2023   19:11 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam hidup semua berlangsung dengan seimbang. Ada bahagia maka ada sedih, ada tawa maka ada tangis, ada suka maka ada duka. Dalam pandanganku, hidup seperti fase sehingga pasti berubah-ubah. Hal yang penting diingat adalah bagaimana cara menikmati fase  suka tanpa setitikpun rasa takut akan terjatuh dan bagaimana menghadapi fase terjatuh tanpa harus terpuruk.

Hidup tidak selalu bergerak sesuai keinginan kita. Manusia (termasuk aku) seringkali bertanya-tanya tentang mengapa beberapa luka harus datang, mengapa kita harus terjatuh, mengapa kita harus mengalami hal-hal tidak menyenangkan dalam hidup. Namun, apakah semua luka itu buruk? Apakah terjatuh berarti tidak bisa berjalan lagi? Apakah mengalami hal-hal tidak menyenangkan berarti seluruh hidup kita suram?

            “Your past is whatever you ascribe meaning to” –Benjamin Hardy, PhD

Begitu kata seorang PhD dalam tulisannya. Masa lalu, luka, semua tentang bagaimana kita memaknainya. Apakah kita akan terus memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang kelam, menyakitkan dan tenggelam di dalamnya atau memaknai hal tersebut sebagai pengalaman yang memberi pelajaran untuk terus bertumbuh. 

Sekali lagi kuingatkan bahwa hidup tidak selalu bergerak sesuai keinginan kita. Maka yang perlu kita lakukan adalah beradaptasi dengannya dan belajar memberi makna dengan positif sehingga kita mampu bertahan hidup dengan baik, juga bahagia. Inilah bagaimana cara gratitude mengajariku cara memberi makna dan mengubah pandanganku tentang hidup.

Gratitude atau kebersyukuran adalah salah satu character strength dalam psikologi positif. Gratitude berarti menyadari dan mengakui hal-hal baik yang hadir dan berakhir pada penghargaan atas hal tersebut (Sansone & Sansone, 2010 dalam Milacci, 2017). 

Gratitude dapat menjadi sebuah trait atau sifat, yaitu ketika seseorang mempraktikkan gratitude sebagai bagian dari kehidupannya sehari-hari (McCullough et al, 2002 dalam Milacci, 2017). Gratitude juga dapat menjadi sebuah keadaan, yaitu ketika seseorang merasakan emosi dari orang yang menunjukkan rasa syukurnya kepada mereka (Watkins et al, 2009 dalam Milacci, 2017).

Gratitude di waktu yang sulit 

Pada waktu-waktu yang sulit, memang bukan hal yang mudah untuk melihat hal-hal yang baik. Namun, bukan berarti hal baik itu tidak ada, ia selalu ada di tempatnya menanti kita menyadari kehadirannya. Pada saat inilah gratitude berperan, membantu kita sedikit membuka mata dan menemukan hal-hal baik yang tersembunyi.

Pada waktu yang sulit, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menerima bahwa sesuatu barusaja terjadi pada kita. Maka biarkan semua perasaan-perasaan yang hadir untuk bersuara dan menunjukkan eksistensinya. 

Ketika semua sudah mereda, kita bisa mulai melihat kembali bagian-bagian tidak menyenangkan itu dan mencari sesuatu yang dapat logika kita terima sebagai sisi baiknya. Aku selalu percaya Tuhan memberi sesuatu pasti dengan tujuan, oleh sebab itu aku juga percaya pasti ada ‘pesan’ yang dapat membuatku menerima keadaan tersebut dan berdamai dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun