Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ikhtiar Kecil Sepak Bola Menciptakan Perdamaian, Kisah Sakhnin United

21 Februari 2025   09:00 Diperbarui: 21 Februari 2025   08:20 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film After The Cup: Sons of Sakhin United (Sumber: www.imdb.com)

Sepak bola boleh dibilang sebagai salah satu bahasa universal dunia selain musik. Ini karena nyaris semua bangsa di muka bumi ini punya jumlah signifikan penduduk yang menggandrungi sepak bola. Oleh karena itu, sepak bola secara inheren memiliki kekuatan ampuh sebagai alat resolusi konflik atau pembangun perdamaian. Dalam sejarah sepak bola, ini terbukti dari kisah klub kecil Liga Israel, Bnei Skahnin alias Sakhnin United.

Arab dan Yahudi

Sudah menjadi pengetahuan umum, salah satu konflik yang selalu memanaskan situasi geopolitik di Timur Tengah adalah antara Israel dan negara-negara Arab, khususnya lagi antara Israel dan Palestina. Karena itu, selalu timbul prasangka negatif dari kalangan keturunan Arab terhadap etnis Yahudi dan demikian sebaliknya. Saat ini, ada sekitar 15 juta penduduk berdarah Arab yang tinggal di Israel, di mana mereka harus membiasakan diri hidup di tengah lingkungan orang Yahudi. Wajar jadinya jika situasi seperti ini bak bara dalam sekam yang siap terbakar menjadi konflik beraroma kekerasan.

Namun, sebagaimana diceritakan dalam film dokumenter besutan Christopher Browne, After The Cup: Sons of Sakhnin United (2010), klub Bnei Sakhnin---yang berarti Sons of Sakhnin United alias Persatuan Putra-Putra Sakhnin---menjadi salah satu model bagi peran sepak bola menjadi jembatan bagi penciptaan perdamaian dan resolusi konflik. Pasalnya, klub ini berkomposisikan permain campuran Arab-Yahudi. Pelatihnya sendiri adalah orang Yahudi, sementara pemilik timnya orang Arab.

Berdiri sejak 1991, Bnei Sakhnin memang memiliki misi tertulis resmi untuk menciptakan 'pelangi kultural' di dunia sepak bola. Tambahan lagi, seorang investor Israel Arcadi Gaydamak bahkan rela menggelontorkan suntikan dana $400.000 untuk klub ini demi mempromosikan kedamaian dan harmoni di antara para warga Israel.

Tak dinyana, misi mulia resolusi konflik ini berbuah manis. Meski gagal memuncaki Liga Israel dan hanya menduduki posisi ke-10 klasemen di musim 2004, pada tahun yang sama Bnei Sakhnin berhasil menjuarai Piala Liga. Inilah untuk kali pertama satu tim dengan pemain campuran Arab -- Yahudi berhasil meraih gelar di Liga Israel. Alhasil, trofi Piala Liga itu mengantarkan Bnei Sakhnin menorehkan sejarah sebagai klub Arab -- Yahudi pertama dari Israel---sekaligus tim Arab pertama---yang berhak untuk
berlaga di kompetisi Eropa, yaitu Piala UEFA.

Prestasi Bnei Sakhnin di ajang piala UEFA pun lumayan. Setelah mengalahkan Partizani Tirana dengan agregat 6 -- 1 di babak kualifikasi kedua, Bnei Sakhnin sempat mencicipi pertandingan dengan klub terkenal Inggris, Newcastle United. Sayangnya, perjalanan Bnei Sakhnin berakhir pada titik ini karena kalah 7 -- 1 secara agregat.

Namun, terlepas dari kegagalan di Eropa, keberhasilan tim ini menembus Piala UEFA menjadi inspirasi bagi klub-klub kecil lain dan menjadi salah satu jembatan bagi perbedaan yang ada di Israel. Sekaligus, Bnei Sakhnin telah membuktikan betapa sepak bola bisa menjadi bagian penting dari upaya besar menciptakan perdamaian di Timur Tengah sekaligus di dunia. 

Hanya sayangnya, sebagai catatan, perdamaian karena sepak bola yang demikian terjadi di internal negara Israel saja, itu pun dalam dinamika yang tetap bergejolak alias naik turun. Sementara secara eksternal, negara Israel tetap mengadakan agresi dan kejahatan kemanusiaan ketika berhadapan dengan Palestina. Jelas, dibutuhkan lebih dari sepak bola untuk kasus ini. Namun, tetap kita bisa mengambil inspirasi kecil dari Sakhnin United.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun