Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Memahami Peran Sutradara dari Mahesa

20 September 2025   05:00 Diperbarui: 20 September 2025   00:46 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presentasi (sumber gambar: Valka)


Masih ada yang tersisa pada perayaan ulang tahun KOMiK yang belum saya tuliskan, yaitu acara workshop film dengan narasumber Mahesa Desaga.

Sebagai komunitas pecinta film, yang tidak hanya bisa nonton film saja, KOMiK juga pernah mengadakan workshop menulis naskah film bahkan membuat film pendek. Dan kali ini mengetengahkan peran penting sutradara dalam pembuatan sebuah film.

Workshop yang dikemas dengan jejuluk "Yuk Belajar Jadi Sutradara" ternyata cukup banyak peminatnya. Berlangsung di MusPen lantai 3, TMII, Jakarta Timur pada tanggal 13 September 2025.

Mahesa sudah menjadi  sutradara sejak tahun 2008, yang sudah banyak menyudradarai film dan mengikuti festival film (2012-2015). Puncak kariernya adalah sukses mengikuti festival film Eropa (2016-2018).

Sutradara asal Malang, Jawa Timur ini kebanyakan membuat film pendek, meski pernah juga membuat film panjang.

Beberapa film pendeknya yang terkenal adalah "jumput Singit", "Nunggu Teka", "Kereta Syurga", "Kalau 2020 Tiba", "Kremi", dan "Secangkir Gula Pahit".

Film pendek ini diunggahnya pada kanal YouTube dan Tik Tok. Sedangkan film panjang pertamanya "Darah Biru Arema" dibuat pada tahu. 2017.

Penulis & Mahesa (sumber gambar: Komik)
Penulis & Mahesa (sumber gambar: Komik)
Bagaimana syarat awal menjadi sutradara ? Menurut Mahesa, kita harus mempunyai imajinasi, memiliki referensi dan memiliki banyak pengalaman.

Semua ini dapat dimiliki bila kita sering menonton film, menonton pertunjukan musik, melihat pameran, termasuk menyaksikan kesenian rakyat, seperti lenong dan ludruk.

Ada pun visi seorang sutradara harus mampu membentuk ideologi, memiliki pijakan politik, memahami sejarah, menggunakan media film untuk visualisasinya dan mebghayati budaya.

Untuk mewujudkan visinya, sutradara harus mampu membaca naskah / script film, hingga mencintai naskah tersebut, tiap dialog maupun tiap adegan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun