Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Memahami Garansi

8 Oktober 2014   15:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:54 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin malam, saya membaca status Facebook salah seorang teman saya, yang marah-marah karena produk yang dibelinya dengan status garansi "Lifetime warranty" ternyata pada saat di klaim, ditolak oleh toko dengan alasan ada kerusakan fisik. Itupun setelah di ping-pong kesana kemari, sehingga dia kesal berat.

Arti dari garansi

Bila ada membeli sebuah produk baik otomotif maupun elektronik, biasanya akan mendapatkan kartu garansi. Kartu garansi ini dapat digunakan oleh si konsumen untuk mengajukan klaim bila terjadi kerusakan atau tidak berfungsi dengan baik, atau ada cacat produksi atau cacat pada komponen bahan baku produk. Yang perlu diperhatikan, garansi tersebut ada yang disebut garansi pabrik atau garansi toko.

Pada umumnya, toko-toko sekarang tidak mau menjamin garansi mengingat labanya yang makin kecil, sehingga garansi selalu dialihkan ke Pusat Layanan / Service Centre yang dimiliki oleh Produsen atau pemegang merek.

Ironisnya, masih banyak konsumen yang tidak begitu peduli dengan kartu garansi, jadi setelah membeli sebuah produk, kartu garansi tidak pernah diisi dan dikembalikan kepada Produsen, tetapi dibuang bersama kemasan pembungkus produk. Barulah setelah ada kerusakan, ribut atau kebingungan mencari-cari kartu garansi.

Garansi toko biasanya lebih fleksibel karena pemilik toko pada umumnya tidak mau kehilangan pelanggan setianya, sedangkan garansi pabrik pada umumnya lebih taat asas, tanpa adanya kartu garansi, maka otomatis garansi batal atau hilang dengan sendirinya. Meski masih ada beberapa Pusat Layanan yang mau memberikan toleransi, dengan melihat sealed warranty yang sering ditempelkan pada produk elektronik, atau dilihat dari database pada produk otomotif.

Pada perkembangannya, garansi dijadikan fitur marketing untuk mempengaruhi konsumen. Maka muncullah skema garansi yang aneh-aneh, ada yang 2 + 3, ada yang 3 + 2, artinya garansi awal 2 tahun, lalu dapat bertambah 3 tahun, bila Anda membayar semacam premi guna mendapatkan perpanjangan waktu garansi.

Lalu ada lagi garansi yang bersifat terbatas (limited0 selamanya atau keseluruhan (full) selamanya,yang semuanya hanya bertujuan untuk membuat konsumen makin bingung dan menganggap barang yang ditawarkan lebih bagus.

Di kancah transaksi jual-beli, juga berkembang suatu garansi yang disebut lifetime warranty, yang oleh Wikipedia didefinisikan sebagai “A lifetime warranty is usually a warranty against defects in materials and workmanship that has no time limit to make a claim” ( http://en.m.wikipedia.org/wiki/Warranty).

Produsen sebaiknya berhati-hati sebelum berani memasang garansi bersifat lifetime, sebaiknya tidak menggunakan istilah tersebut, jika mengetahui bahwa produknya tidak tersedia selamanya. Itulah sebabnya, sekarang banyak produsen yang salah kaprah, asal pasang sifat garansi, lalu bila produk tidak tersedia lagi, lalu berdalih bahwa garansi hanya berlaku selama produk masih ada, atau mencari kesalahan pada produk yang di klaim dengan cacat fisik, sehingga secara otomatis garansi berakhir atau batal.

Pedoman bagi para konsumen : Berhati-hatilah dalam mencermati tawaran garansi pada produk yang ingin Anda beli.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun