Mohon tunggu...
Susanti Susanti
Susanti Susanti Mohon Tunggu... Guru Bahasa Indonesia

Selalu belajar dan disiplin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Tidak Sempurna

25 September 2025   13:16 Diperbarui: 25 September 2025   19:53 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“ Jagalah Dewi untukku selagi kau bisa, kuliahlah di kota yang sama tempat Dewi akan meneruskan kuliah, anggaplah ia saudara perempuanmu. Jika ada perempuan yang kamu suka, katakan Dewi adalah adikmu supaya Dewi tidak jadi masalah di antara hubunganmu. Atau jika Dewi suka padamu, katakan padaku kau suka atau tidak. Aku ingin tahu kesungguhanmu. Aku sungguh-sungguh mengkhawatirkannya selepas lulus SMA ini,” kata Pak Hasan. Dia terdiam, lalu “ Bagaimana menurutmu?” lanjut Pak Hasan.

Atar terdiam sesaat, dia memang menyukai Dewi sejak lama dan dia rela melakukan banyak hal untuk Dewi. Namun, ia tidak menyangka Pak Hasan akan mengatakan hal seperti itu padanya. Lalu dengan wajah dan suara yang dia tenangkan, ia menjawab pertanyaan Pak Hasan.

“ Saya bersedia menjaga Dewi untuk Bapak selagi mampu, dan saya berterima kasih karena Bapak sudah menganggap saya anak. Bapak tidak perlu khawatir. Saya akan berusaha sebaik-baiknya. Namun, soal yang Bapak katakan tentang pemuda yang disukai Dewi, sebenarnya sudah ada, dan Bapak juga sudah pernah bertemu, “ jelas Atar dengan wajah serius.

Pak Hasan menatap Atar seperti tidak terkejut, ia sepertinya telah mengetahui hal itu dan ingin mengetahui cerita itu lebih lanjut.

“Siapa pemuda itu? Temanmu?” tanya Pak Hasan.

“Iya, Pak. Johan, putra Bu Rusdi, ia tinggal di kelurahan Seroja. Ia pernah kemari beberapa kali kalau Dewi mengajak teman-temannya main bersama. Setelah kami mendaki Bukit Gunung Selamat beberapa waktu lalu, Dewi dan Johan lebih sering bersama saat di sekolah. Dewi juga beberapa kali pergi ke rumah Johan,” sejelas itu Atar mengatakan.

Pak Hasan memandang Atar,” Kamu tahu betul kegiatan mereka? Apakah kamu mengikuti mereka?”

Atar terperanjat karena tidak mengira akan mendapat pertanyaan seperti itu. Lalu katanya,” Bukan begitu, Pak. Dewi kadang memang minta antar saya. Kalau Dewi nggak pulang-pulang, Ibu juga sering minta saya mencari dan menjemput Dewi.”

“ Begitu rupanya,” kata Pak Hasan sambil mengangguk-angguk. Lalu katanya,” Kalau begitu, jelaskan pada Bapak, apa yang kamu ketahui tentang Johan!

Atar kemudian melanjutkan ceritanya tentang Johan,” Dia anak baik Pak. Termasuk anak yang pintar di kelas, tetapi secara keseluruhan Dewi masih lebih pintar sih Pak. Johan pernah menolong Dewi ketika ada anak-anak yang akan menjahili Dewi, sejak saat itu Dewi sering terlihat bersama.”

“Lalu?” kata Pak Hasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun