“Terima kasih karena tadi telah membelaku,” ujar Dewi sambil memegang tangan Johan.
“Ya, sama-sama.” Johan menjawab pelan, namun ada getaran aneh merayap di tubuhnya ketika tangan Dewi menggenggamnya.
Sejak saat itu, Dewi mulai memperhatikan Johan secara khusus. Bahkan ia sering membawakan makanan dan minuman untuk dinikmati bersama Johan. Ada sebersit rasa di hati Johan, tetapi ia takut mengungkapkannya karena melihat Dewi yang cantik, pintar, dan berada. Ia merasa insecure dengan keadaannya.
Wibi sering melihat sikap Johan yang agak salah tingkah ketika berada dekat Dewi. Sudah lama ia berteman dengan Johan dan melakukan kegiatan bersama sahabatnya itu, sejak kecil, karena rumah mereka berdekatan. Ia bisa menduga Johan menyukai Dewi. Demikian pula sebaliknya.
Di sisi lain, Dewi bukan tidak menyadari ada jurang yang harus diseberangi ketika memutuskan menyukai Johan. Keluarga Johan yang cukup sederhana agak jauh dari keluarga Dewi jika dibandingkan dalam kemampuan ekonomi. Dewi berusaha menutup mata karena yakin orang tuanya tidak pernah membeda-bedakan orang karena kemampuan materinya.
Di sisi lain, Johan juga sebenarnya ragu akan kelangsungan hubungannya dengan Dewi mengingat keluarga Dewi yang berada dan terpelajar. Ada perbedaan yang jauh, bisakah ia menengahi perbedaan itu? Dewi memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama Arman yang selisihnya delapan tahun lebih tua, Arman telah bekerja di perusahaan nasional yang memiliki cabang di seluruh provinsi, ia belum lama ini menikah dengan seorang perempuan, anak tunggal pemilik yayasan, yang membawahi beberapa lembaga yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan seperti rumah sakit dan sekolah. Dewi juga memiliki adik laki-laki bernama Derby yang enam tahun lebih muda. Lingkungan di tempat tinggal Dewi menilai Pak Hasan orang tua yang sangat beruntung.
Ada Atar, anak angkat ayah Dewi. Orang tua Atar merupakan tangan kanan orang Dewi untuk mengurusi perkebunan dan peternakan milik ayah Dewi karena sehari-hari Ayah Dewi juga seorang pejabat daerah. Atar sangat dipercaya Pak Hasan, ayah Dewi, untuk selalu menjaga dan menemani Dewi jika perlu. Apakah nanti Atar menjadi saingannya? Atau Pak Hasan akan mempercayakan Dewi pada orang yang sepadan dengan keluarga mereka.
***
Atar bertanya-tanya dalam hati ketika Pak Hasan memanggilnya ke ruang kerja. Selama ini kalau cuma ngajak ngobrol biasa, Pak Hasan akan membicarakannya di teras belakang. Kali ini di ruang kerja, berarti pembicaraan mereka tidak boleh didengar sembarang orang.
“ Atar, Arman tinggal jauh dariku, dia telah menikah dan menjaga gadis yang dia pilih. Adapun Derby, anak lelakiku yang satunya juga masih kecil untuk kumintai tolong. Kamu tahu, aku memiliki seorang anak gadis yang aku khawatirkan. Bukan aku tidak percaya Dewi gadis yang cerdas dan kuat, namun aku merasa lebih tenang jika ada yang membantuku mengawasinya. Aku minta tolong padamu,” kata Pak Hasan sambil menatap Atar.
“ Pertolongan seperti apa yang Bapak, minta?” tanya Atar dengan muka heran sekaligus tegang melihat pada Pak Hasan.