Mohon tunggu...
Suryokoco Suryoputro
Suryokoco Suryoputro Mohon Tunggu... Bicara tentang Desa - Kopi - Tembakau - Perantauan

Berbagi pandangan tentang Desa, Kopi dan Tembakau untuk Indonesia. Aktif di Organisasi Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, Koperasi Komunitas Desa Indonesia, Komunitas Perokok Bijak, Komuitas Moblie Journalis Indonesia dan beberapa organisasi komunitas perantau

Selanjutnya

Tutup

Trip

Whoosh Cepat dari Jakarta ke Bandung

15 Februari 2025   10:09 Diperbarui: 15 Februari 2025   11:51 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pukul 06:00 pagi, kami sekeluarga sudah bersiap untuk mencoba pengalaman baru---naik kereta cepat Whoosh dari Jakarta ke Bandung. Tiket sudah dipesan secara online beberapa hari sebelumnya, memastikan kami mendapatkan tempat duduk yang nyaman.

Perjalanan dimulai dari Stasiun Halim, dengan jadwal keberangkatan pukul 07:25 menggunakan kereta G107. Seperti kebiasaan saat pertama kali mengunjungi tempat baru, kami menyempatkan diri untuk berkeliling dan melihat suasana stasiun. Bangunannya modern, bersih, dan luas, dengan berbagai fasilitas yang tertata rapi. Namun, sebagai perokok, aku sedikit kecewa karena tidak menemukan tempat khusus merokok yang nyaman.

Sekitar pukul 07:00, kami naik ke lantai dua, tempat keberangkatan kereta. Suasana semakin ramai oleh para penumpang yang bersiap menaiki Whoosh. Momen ini tentu tidak kami lewatkan untuk berfoto bersama di dekat kereta Whoosh.

Foto keluarga 
Foto keluarga 
Sepuluh menit sebelum keberangkatan, kami sudah berada di dalam gerbong, duduk sesuai nomor tiket di gerbong 5, kursi nomor 7. Kursinya nyaman, dengan ruang kaki yang cukup lega. Di depan kami ada meja lipat yang pas untuk menempatkan makanan dan minuman. Aku mengamati sekeliling dan melihat penumpang lain juga sibuk dengan aktivitas masing-masing---ada yang mengobrol, membaca, atau sekadar menikmati suasana.

Saat aku mengeluarkan ponsel, istri yang duduk di sebelahku tersenyum. "Kenapa masuknya harus pakai scan QR code, ya?" tanyaku.

"Kalau pakai face detector seperti di stasiun kereta api lain, pasti lebih praktis dan nggak ada antrian panjang," jawabnya.

Aku mengangguk, membayangkan betapa lebih efisiennya sistem itu jika diterapkan di sini. Tapi bagaimanapun, ini tetaplah sebuah kemajuan besar dalam transportasi Indonesia.

Kereta pun mulai bergerak perlahan, lalu melaju dengan kecepatan yang semakin meningkat. Kami menikmati perjalanan yang sangat halus dan tanpa guncangan berarti. Suara roda kereta nyaris tak terdengar, membuat perjalanan ini terasa semakin nyaman.

Kecepatan whoosh 
Kecepatan whoosh 

Pemberhentian  pertama di Stasiun Karawang. Kereta hanya berhenti selama dua menit sebelum kembali melaju. Aku memperhatikan sekeliling dan mulai berbincang dengan anakku yang dari tadi sibuk dengan gadgetnya.

"Rencana awalnya ada pemberhentian di Meikarta, tapi batal, ya?" kataku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun