Mohon tunggu...
Suryo Bimantoro
Suryo Bimantoro Mohon Tunggu... UPN VETERAN JAWA TIMUR

Advokasi Hak asasi Manusia, filsafat dan peminat bidang politik dan hubungan internasional, vlogger dan penulis dalam rangka isu-isu sosial.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Israel & Amerika Serikat Menolak Rencana Rehabilitasi Palestina oleh Negara-Negara Arab

8 Maret 2025   10:37 Diperbarui: 8 Maret 2025   10:37 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Human Rights Watch

(07/03/2025)

Tanggal 04 Maret 2025 merupakan tanggal penuh harapan bagi masyarakat Gaza yang sudah tertimpa peperangan dan genosida sealama bertahun-tahun. Tanggal ini memunculkan adanya summit atau konferensi internasional antara negara-negara Arab dengan pihak Amerika Serikat dan Israel yang mempunyai visi dan misi berbeda terhadap konteks konflik di Gaza. Kedua pihak ingin menuntaskan resolusi masing-masing untuk segera menyelesaikan konflik tersebut tanpa mendapatkan kerugian berkelanjutan bagi masyarakat Gaza dan tentunya mereka sendiri. Berita ini menunjukkan bagaimana aktor-aktor lintas negara selalu merujuk terhadap kepentingan nasional masing-masing meskipun kehidupan jutaan nyawa dipertaruhkan dalam suatu konflik. 

Negara-negara Arab seperti Mesir dan Bahrain merencanakan tahapan rekonstruksi bagi Gaza. Memperkembangkan kondisi infrastruktur yang dulunya dihancurkan akibat konflik antar Hamas dan Israel pada tahun 2023 yang lalu. Konstruksi seperti pembangunan perumahan modern, perbaikan jalanan perkotaan, dan bahkan rincian masa depan untuk pembangunan infrastruktur wisata ( Chantal dan Charlene, 2025 ) untuk membantu perekonomian Gaza yang sudah roboh dan tidak terbantu. Semua konstruksi ini dilakukan melalui subsidi 53 miliar dollar atau sekitar 863 triliun rupiah, suatu subsidi yang Mesir ingin dapatkan melalui bantuan internasional dari United Nations,  negara-negara tetangga, dan negara-negara bagian Eropa yang tidak memihak dengan visi dan misi Israel. Misi dan Visi Mesir dan dunia Arab adalah untuk mencegah adanya relokasi masyarakat Palestina dari tanah mereka,relokasi sendiri merupakan gerakan pelanggaran hukum internasional dalam perspektif negara Mesir, sesuatu yang harus dihentikan untuk menyelematkan kehidupan dua juta nyawa di tanah Palestina. 

Sumber: Atlantic Council
Sumber: Atlantic Council

Rencana rekonstruksi tersebut sudah disetujui oleh perwakilan pemerintahan Palestina, Mahmoud Abbas. Pihak dari Hamas pun menerima rencana intervensi negara-negara Arab untuk menghindari adanya relokasi warga Palestina dari tempat kehidupan mereka. Misi ini bisa disebut suatu resolusi untuk tercapainya kedamaian bagi daerah Gaza, dimana masyarakatnya dapat hidup dengan tentram dibawah pemerintahan dan rekonstruksi infrastruktur baru tanpa adanya peperangan berkelanjutan, namun tidak semua pihak dalam skala internasional setuju dengan rencana idealis tersebut. Amerika Serikat dan Israel melihat rekonstruksi tersebut sebagai sesuatu yang tidak bisa diterapkan secara realistik.

Sumber: Wikipedia
Sumber: Wikipedia

Dari perspektif Amerika Serikat melalui Presiden Donald Trump, rekonstruksi bukan resolusi yang tepat untuk masyarakat Gaza, tetapi relokasi masyarakat Gaza menuju negara Jordania dan Mesir adalah resolusi yang efektif. Rencana relokasi ini merupakan bagian dari strategi Amerika Serikat untuk mengambil Gaza dan menciptakan proyek infrastruktur mereka sendiri, atau dengan kata lain,  uang. Tentunya, pihak Israel mendukung rencana ini karena ketidaksetujuan yang sama terhadap rencana rekonstruksi Gaza yang dipersepsikan sebagai suatu ancaman karena keberadaan hamas yang masih berdaulat dalam Gaza itu sendiri. 

Argumen lain yang dikemukakan oleh Amerika Serikat dan Israel adalah kondisi Gaza yang dinyatakan sudah " tidak pantas " untuk dihidiupi oleh masyarakat Gaza, Amerika Serikat menciptakan argumen bahwa rekonstruksi merupakan strategi yang ceroboh karena kondisi lingkungan Gaza yang sudah menjadi hotspot bahaya yang dipenuhi puing-puing bangunan dan infrastruktur yang sudah hancur dan senjata-senjata yang mempunyai potensi untuk meledak dan membahayakan warga Gaza. ( Gritten, David, 2025 )

Secara berkesimpulan, adanya rencana rekonstruksi Gaza dapat merehabilitasi struktur kewarganegaraan dan kedaulatan dalam area tersebut dengan adanya pemerintahan yang dapat mengendalikan keamanan, kebersihan, dan kerjasama antar masyarakat. Pembangunan wisata dan perumahan juga dapat memberi oportunitas baru bagi masyarakat Gaza untuk hidup dengan tentram, tetapi ide utopis ini belum tentu dapat melambangkan kedamaian antara Palestina dan Israel karena ketidaksetujuan Israel terhadap eksistensi Hamas dalam Palestina, masa depan Gaza dapat dipenuhi konflik antarnegara yang baru yang dapat mengakibatkan kehancuran yang melebur dan mensia-siakan rekonstruksi miliar dolar tersebut. Kehancuran dan konflik akan selalu ada jika ketidaksetujuan atau persepsi negatif antar aktor tetap berkelanjutan dalam skala domestik maupun internasional.

Sumber: CNN
Sumber: CNN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun