Mohon tunggu...
Anton Surya
Anton Surya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana

Pengelana

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dimas dan Arini (7)

27 Maret 2020   16:38 Diperbarui: 27 Maret 2020   16:46 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Maka saling bepelukan dimas dan arini tanpa memperdulikan orang ramai di sekitarnya. Tangisan sesegukan mengiringi mereka berdua. Kemudian bapak Dimas mendekati, " maafkan kami nduk, leh, Kami selama ini memaksakan kehendak tanpa pernah memahami perasaan kali sebagai anak muda.

"Tadi kalian saling menolak sekarang kok berpelukan ?" kata Bimo sambil tersenyum.

"Sekarang bagaimana mbakyu, kapan kita jadi besan. Aku ini sudah ngak sabar momong cucu?" kata ibu Arini sambil tersenyum melihat sejoli saling berpelukan.

Kita tanya mereka saja. Tetapi Dimas dan Arini tidak mendengarkan semua percakapan tersebut karena dia masih tidak mau melepaskan Arini pelukanya.

"Begini ya nduk Arini dan leh Dimas, dalam kesempatan ini kami mohon maaf karena telah memaksakan kehendak kami pada kalian berdua, tapi sebenarnya itu untuk kebaikan kalian berdua. Kami ini sudah tua jadi tahu yang terbaik buat kalian berdua. Sekali lagi ibu mohon maaf" Kata Ibu Arini mencoba memulai pembicaraan pada mereka berdua.

"Iya bu, kami juga mohon maaf atas kekeraskepalaan kami berdua sehingga membuat ibu dan bapak marah."

"Sekarang bapa dan ibu tanya kepada kalian kapan kalian siap menikah?" tanya bapak Dimas

"Semua kami serahkan kepada bapa dan ibu?"

"Baik jika begitu, begitu dua bulan lagi, kami akan menikahkan kalian"

***setahun kemudian***

Dimas dan Arini menjadi suami-istri dan melanjutkan usaha jamu tradisional milik ayah Dimas. Dimas dan Arini merasa menjadi orang terbahagia didunia. Dimas selalu rajin bekerja untuk memajukan bisnis orang tuanya. Sementara itu mereka tinggal di rumah orang tua Dimas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun