Julen Lopetegui resmi menangani Real Madrid, sehari setelah di pecat oleh Federasi sepak bola Spanyol RFEF akibat sikapnya yang dianggap berkhianat karena menerima pinangan Real Madrid tanpa berdiskusi dahulu dengan Federasi, padahal ia baru saja menandatangan kontrak dengan RFEF hingga 2020. Dalam sambutan pertamanya sebagai pelatih baru Real Madrid, Lopetegui menyatakan ambisinya bersama Real Madrid dan berterimakasih atas sambutan baik yang di terimanya di Madrid.
"Kami akan mencoba untuk memenangi semuanya. Saya ingin berterima kasih atas sambutan yang saya dapat. Saya sudah merasa menjadi bagian dari keluarga Real Madrid," ujar Lopetegui.
Lopetegui menjadi pelatih Real Madrid tanpa ada issue yang beredar sebelumya. Bahkan bisa dibilang penunjukkan Lopetegui merupakan sebuah kejutan. Pengumuman penunjukkan Lopetegui dilakukan Madrid kala Tim Nasional Spanyol yang di latih Lopetegui sedang mempersiapkan diri di Rusia guna menghadapi Piala Dunia 2018.
Ekpektasi tinggi tentunya kini di sematkan para Madridista kepada Lopetegui yang memang memberikan hasil yang bisa dibilang sangat mengesankan ketika melatih Spanyol. Dalam 20 pertandingan bersama Lopetegui, Spanyol tidak terkalahkan dengan membukukan 14 kemenangan dan 6 hasil imbang, dengan rincian gol 61 : 13, yang membuktikan bahwa Spanyol di bawah Lopetegui bermain agresif dengan rata rata mencetak 3 gol per laga !!
Hanya saja yang patut di garisbawahi adalah Madrid bukanlah Tim Nasional Spanyol dimana ego pemain pemain bintang bisa di redam atas nama Bendera Negara. Selain itu pengalaman Lopetegui dalam melatih klub hanyalah ketika melatih Porto, selebihnya Lopetegui 'hanya' melatih Real Madrid Castilla dan Timnas Spanyol U19 dan U 20.
Tantangan di Madrid
Madrid bisa dibilang menjadi tantangan sendiri bagi Lopetegui dalam karir kepelatihannya. Selain karena posisinya yang menggantikan Zinedine Zidane yang sudah terlanjur dicintai oleh publik Bernabeu, Lopetegui diyakini juga menghadapi tekanan dalam kamar ganti yang tentunya pasti berbeda dari FC Porto ataupun Timnas Spanyol.Â
Sudah menjadi rahasia umum memang bahwa kamar ganti Madrid yang berisi para pemain bintang memang kerap bermasalah. Mulai dari perseteruan Isco dengan Sergio Ramos, hingga sikap arogan Ronaldo yang membuatnya mulai tidak di sukai beberapa pemain menjadi berita berita yang pernah berhembus mengenai ruang ganti Madrid.
Selama melatih Lopetegui terkenal menyukai pemain pemain muda. Track recordnya dalam membawa Spanyol menjuarai Piala Eropa U19 dan U21, serta rataan umur pemain Porto di era Lopetegui yang hanya sekitar 23,53 tahun menunjukkan bahwa Lopetegui memang handal dalam memoles pemain pemain muda.Â
Di Madrid, Lopetegui memiliki beberapa pemain muda potensial macam Marco Asensio, Dani Ceballos, hingga Vinicius Jr yang baru berusia 18 tahun, yang bukan tidak mungkin akan menjadi andalan Lopetegui nanti.
Hanya saja, La Liga bukanlah Liga Belanda/Eradivisi di tahun 2001 dimana Ajax berhasil menjadi juara dengan skuad termuda dengan rataan umur 22.77 tahun di bawah komando Koeman. Apalagi Madrid bisa dibilang bukanlah tim yang mampu mengembangkan pemain pemain muda mereka dengan baik, lihat saja nama nama seperti Juan Mata, Roberto Soldado, hingga Samuel Etoo yang lebih memilih hengkang dari Real Madrid karena minim jam terbang.
