Mohon tunggu...
Su Rahman
Su Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang sedang mencari jalan untuk pulang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebuah Renungan Mengapresiasi Aksi Mogok Makan ke 38 Hari Anand Krishna

15 April 2011   03:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:47 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Manusia Indonesia Baru tidak menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya. Ia telah belajar dari sejarah masa lalu. Ia tidak perlu mengulangi kesalahan-kesalahan masa lalu. Semulia apapun tujuan bila di capai dengan kekerasan sudah pasti tercemar pula” (Anand Krishna – Indonesia Baru)

Ada 2 hal yang saya tangkap dari sosok Anand Krishna, tokoh lintas agama yang fenomenal ini. Yaitu :

Keberaniannya

Anand adalah lelaki yang memang mempunyai nyali untuk mengatakan kebenaran apa adanya, meski kemudian sebagai konsekuensi dari keberaniannya itu, yang membuat banyak kuping orang merah dan meradang, Anand harus di bungkam. Tanpa adanya bukti, Anand di sidangkan dengan tuduhan yang berdasarkan lemah karena tiada visum dan tiada saksi yang melihat sendiri kejadian.

Untuk menuntut proses peradilan yang fair dan objektif Anand mnelakukan aksi mogok makan, sekarang sudah masuk hari yang ke 38, kondisi Anand kian melemah dan saat ini terbaring di rumah sakit dengan masih tetap melangsungkan aksi mogok makanya.

“Saya tidak tahu bisa bertahan berapa jam atau berapa hari lagi. Badan ini boleh gugur, tapi saya yakin kelak akan ada putra bangsa yang melanjutkan perjuangan ini melawan ketidakadilan dan kebiadaban. Salam kasih, salam Indonesia!” begitu ujarnya.

Semangatnya

Anand selalu mempu menggelorakan semangat muda-mudi untuk kembali mencintai negerinya lewat karya-karyanya yang tertuang di 140an buku, workshop-workshop dan seminar-seminar. Semangatnya itu berasal dari kecintaannya terhadap tanah tumpah darahnya, Indonesia. Meski berdarah India, Anand sangat mencintai negerinya, Indonesia. Coba tengok dari 140an buku yang di tulis oleh Anand di dalam pasti ada semangat kebangsaan yang coba di gelorakan oleh Anand.

Ketika masuk hari ke 20an aksi mogok makannya saya sempat bertemu dengan Anand di rumah sakit, dalam kondisinya yang lemah Anand masih menyuntikan semangatnya untuk saya. Anand Krishna tokoh lintas agama, seorang nasionalis masih menjalankan aksi mogok makanya dalam memperoleh keadilan.

Anand Sebagai Asset Bangsa

Di tengah gencarnya serangan faham asing yang melanda negeri tercinta ini, Anand adalah salah satu putra pertiwi yang mengerti tentang kearifan budaya lokal, satu-satunya tembok penghalang yang masih melindungi Indonesia dari cengkraman asing adalah kearifan budaya lokal ini, namun sekarang akar budya tersebut juga mulai di potong. Pemotongan akar budaya adalah sebuah upaya jitu jika ingin menguasai sebuah negeri. Anand Krishna dengan sekuat tenaganya tengah berbagi kearifan lokal Indonesia, Anand melalui buku-buku dan ceramahnya tengah berupaya untuk menularkan kearifan lokal kepada generasi muda.

Alangkah suatu kehilangan jika Anand harus di bungkam, Anand sebagai salah satu asset bangsa harusnya berhak mendapatkan keadilan, mendapatkan proses pengadilan yang fair dan objektif. Namun seorang tokoh saja masih harus menempuh jalan berat, lantas apa yang harus kita lakukan jika hal serupa menimpa anda dan saya ?

Sanggupkan anda, Sanggupkah saya menuntut keadilan dengan jalan berpuasa mogok makan selama 38 hari ?

Refrensi : http://www.freeanandkrishna.com/ = = = = Di Publikasikan di : http://www.surahman.com/ http://www.oneearthmedia.net/ind http://www.facebook.com/su.rahman.full http://www.kompasiana.com/surahman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun