Mohon tunggu...
Su Rahman
Su Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang sedang mencari jalan untuk pulang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Maxie – Sebuah Opsesi Yang Membebani Jiwa

23 Juni 2011   17:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:14 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Maxie adalah film komedi yang produksi pada tahun 1985, dibintangi oleh Glenn Close, Mandy Patinkin dan Ruth Gordon. Ceritanya di tulis oleh Jack Finney, Patricia Resnick dan distradari oleh Paul Aaron. Film ini mengisahkan tentang seorang bintang film yang sedang merintis karir tiba-tiba mati muda karena kecelakaan, ketika meninggalkan jasadnya, Maxie masih dipenuhi dengan obsesi untuk menjadi artis terkenal , menjadi seorang super star, namun kemudian kematian memupuskan opsesinya tersebut.

Hingga kemudian ketika sepasang suami Istri yang kemudian secara tidak sengaja pindah ke apartment dimana 20 tahun lalu Maxie pernah tinggal dan menghabiskan hidupnya di sana. Mulailah terjadi kejanggalan dimana kemudian arwah Maxie yang masih dipenuhi dengan obsesi memasuki tubuh Jan, IsteriNick, pasangan yang tingal di apartement bekas tempat Maxie tinggal 20 tahun lalu.

Melalui tubuh Jan, Maxie kembali beraksi mengejar obsesinya dengan mengikuti audisi-audisi, dan kemudian melalui sebuah iklan yang berhasil dibintangi olehnya, Maxie kemudian ditawarkan untuk menjadi pemeran utama di Hollywood. Tentu saja hal ini membuat Maxie senang, dan kemudian karena memang berbakat Maxie berhasil terpilih untukmenjadi pemeran utama.

Namun kemudian terjadi masalah, karena sekarang ini Maxie menggunakan jasad Jan, Nick suami Jan, mencoba menyadarkan Maxie bahwa obsesinya ini tidak akan pernah ada habisnya, tidak akan pernah berhenti. Bukankah sekarang ini sudah terbukti bakat dan kemampuan Maxie dapat menghantar dirinya ke puncak, namun mungkin kematiannya itu justeru untuk menyadarkan diri Maxie bahwa obsesi tersebut tidak akan pernah selesai, meski dikejar dan tercapai, akan timbul obsesi-obsesi baru yang siap untuk dikejar dan diraih dengan segap hasrat kehidupan, demi meraih obsesinya tersebut Maxie telah merugikan kehidupan Jan. Obsesi memang cenderung membuat kita mampu melakukan apa saja untuk mencapainya, memfitnah, menjatuhkan nama baik seseorang, korupsi, mencuri, merugikan hak hidup orang banyak dan lain sebagainya, semua itu kita lakukan hanya untuk memuaskan obsesi kita terhadap sesuatu namun kemudian ketika apa yang menjadi obsesi tersebut tercapai kita masih juga tidak bahagia, dan kemudian mencari dan mengejar obsesi-obsesi lainnya.

Tak ada kata lain kita sendirilah yang harus menghentikan obsesi kita dengan menyadari bahwa semua itu hanyalah bersifat semu, hanya ilusi yang menjebak kita untuk berputar di dalam satu siklus yang tiada berujung dan berpangkal. Para bijak menganjurkan untuk selalu bertanya kepada diri sendiri.

“Dari mana asalku ?

Mau kemana aku ?

Dan sudah berapa dekat aku dari tujuanku ?”

Seorang bijak yang sangat saya hormati pernah mengatakan, bahwa disetiap kehidupan seseorang akan selalu disapa oleh cahaya dari seorang bijak untuk membantu membebaskan obsesi dan melanjutkan perjalanan ke tingkat berikutnya, namun kemudian sering kali kita justeru membatui mereka yang bijak. Mefitnah, menyalibkanya, membakarnya, memenggal kepalanya. Apa yang kita lakukan terekan di alam semesta, dan hingga kini kita masih dapat menyaksikan persitiwa-peristiwa penyaliban, pemenggalan, fitnah dan tipu muslihat lainnya terhadap mereka yang telah terurapi dengan cahaya kebijakan.

Apapun bentuk obsesi tersebut, selesaikan, sadari selama hayat masih dikandung oleh badan, karena ketika nyawa sudah keluar dari badan maka obsesi itu akan membebani ruh kita untuk terbang ke tempat yang lebih tinggi, kita akan menukik kembali ke dasar penciptaan dan terdaur ulang untuk di ciptkan kembali. Ingatlah ketika kita masih kecil apa yang menjadi cita-cita kita, di saat itu kita masih dapat mengakses sisa-sisa obsesi yang masih membekas di dalam ingatan.

Jika sekarang kebetulan entah karena apa bertemu dengan bijak yang mamapu menyadarkan akan cahaya di dalam diri sendiri, maka berjalan dan temanilah Ia yang bijak itu. Karena jika kau meninggalkannya, kehampaan akan mengerogoti hidupmu seperti musim dingin yang menusuk-nusuk tulang para papa yang tidur ber-atapkan langit, dan ketika maut datang menjemput hanya penyesalan yang terasa, dan untuk satu kali lagi ruhmu akan bergentayangan seperti Maxie hingga kau menyadari atau tertarik ke dasar penciptaan untuk di daur ulang dan terbentuk lagi sebagai sebuah ciptaan.

= = = =

Di Publikasikan di :

http://www.surahman.com/

http://www.oneearthmedia.net/ind

http://www.facebook.com/su.rahman.full

http://www.kompasiana.com/surahman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun