Namun setelah musim panen selesai, dangau ini dibiarkan begitu saja sebagai tempat singgah bagi siapa saja yang lewat di areal persawahan. Bapak nampaknya sengaja membangunnya di tengah sawah. Selain bisa melepas pandang di seluruh penjuru persawahan, juga kita bisa merasakan sejuknya angin menyapa. Tidak gerah dan peluh keringat akan cepat mengering karena sapuan angin tanpa spasi dari berbagai arah.Â
Sejenak kami berbincang sembari menunggu senja temaram menyapa. Untuk mengikat momen, saya meminta Ai dan Yuda gantian mendokumentasikan keberadaan kami dengan handphone mungil saya. Jadilah fotonya seperti yang ada dalam cerita ini. Saya sengaja menguraikan pengalaman ini, siapa tahu kelak bisa menjadi kenangan dan sejarah. Tidak hanya untuk pribadi, bisa jadi bagi semesta.