DORO Puma (Gunung Puma) beberapa tahun belakang ini mulai familiar di kalangan generasi milenial. Ada banyak pemuda yang penasaran, lalu pergi mendaki bahkan  dengan peralatan ala kadarnya. Biasanya mereka menginap hanya satu hari, lalu kembali turun di hari berikutnya.
Mulai terkenal Doro Puma sebagai destinasi wisata alam, tidak terlepas dari peran beberapa guru di beberapa sekolah yang ada di kecamatan Hu'u. Mereka menjadikan Doro Puma sebagai bagian tempat praktek ekskul di sekolah  tempatnya mengajar. Selain itu, beberapa guru, juga sengaja mengajak muridnya, untuk melakukan pendakian dengan melakukan edukasi langsung terhadap alam.
Bagi yang penasaran dengan keberadaan Doro Puma. Tidak perlu khawatir. Untuk mencapai Doro Puma, terlebih dahulu Anda melakukan perjalanan dengan menggunakan roda dua, atau roda empat untuk bisa sampai di dusun paling selatan di kecamatan Hu'u, yakni dusun Nanga Doro.Â
Dalam  perjalanan menuju Dusun Nanga Doro, Anda akan dimanjakan dengan pemandangan laut Teluk Cempi dengan gulungan ombaknya yang menakjubkan. Dari Desa Hu'u, Anda bisa menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit untuk sampai di Dusun Nanga Doro.
Namun, jalan yang dilalui berada dalam kemirian sekian drajat. Sehingga para pendaki bisa sesaat istrahat untuk memulihkan tenaga, sebelum melanjutkan pendakian. Di beberapa titik peristirahatan ini, Anda akan dimanjakan dengan pemandangan laut biru yang ada di sisi barat gunung.
Pendakian akan bisa cepat sampai dipuncak, jika medan yang dilalui bisa cepat ditaklukkan. Pemandangan di atas puncak, jauh lebih mempesona karena Dusun Nanga Doro terlihat sangat jelas. Setelah puncak pertama sudah ditaklukkan. Maka perjalanan berikutnya, melewati bebatuan gunung yang berada di sisi kiri kanan jalan. Jalan ini pula biasa digunakan oleh kerbau warga, untuk mencari makan sendiri di areal Doro Puma kala musim penghujan tiba.
Di puncak kedua ini, para pendaki akan istrahat sejenak sambil menikmati udara puncak yang dingin walaupun di siang hari. Hembusan angin laut berpadu dengan udara gunung yang sejuk, membuat suasana begitu adem.
Kemudian perjalanan kembali bisa dilanjutkan dengan menuruni sisi timur gunung, dengan melewati jalan setapak. Selama perjalanan menyusuri punggung gunung, para pendaki kadang akan melihat tumpukan tulang belulang kerbau dari arah hutan atau bahkan di pinggir jalan. Karena wiliyah ini merupakan daerah dimana kerbau-kerbau mencari makan.
Dari arah gunung ada parit kecil yang mengairi rawa-rawa. Samping parit di bawah pohon rindang inilah para pendaki biasanya memasang tenda. Dan juga menyalakan api unggung jika malam tiba. Jika gelap malam benar-benar menyapa, Anda akan ditemani suara burung, babi hutan, dan suara-suara aneh lainnya dari dalam hutan.
Karena di areal Doro Puma, juga tersimpan cagar budaya yang mana perlu untuk dilestarikan
Apakah Doro Puma di masa mendatang masih 'perawan' seperti hari ini? Nampaknya waktu yang akan menjawabnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI