Mempersiapkan Murid untuk Menghadapi Tantangan Abad XXI
Murid di sekolah bukan objek. Orang tua menyekolahkan putra-putrinya dengan harapan yang besar. Di rumah diperlakukan sebagai anak. Di sekolah diperlakukan sebagai murid. Di rumah orang tua yang mendidik. Di sekolah, guru yang mendidik.
Orang tua mempunyai harapan besar agar putra-putirnya yang dididik di sekolah, kelak akan memiliki bekal yang cukup untuk terjun ke masyarakat. Tentu saja, orang tua tidak ingin anaknya di sekolah hanya dijadikan objek pendidikan oleh para guru.
Murid di sekolah harus dijadikan subjek belajar. Para guru perlu menempatkan para murid sebagai pembelajar, subjek yang sedang belajar dan memerlukan pendampingan. Dalam hal ini, peran aktif para murid sangat diharapkan. Murid bukan benda hidup yang disodori/dijejali banyak informasi dari berbagai buku dan bermacam guru.
Peran aktif murid akan mendukung pencapaian target sesuai minat dan bakat. Murid bukanlah sasaran pasif dalam proses pembelajaran. Seorang murid harus mau berpikir dan melakukan praktik sesuai kemampuan yang diinginkan dengan berpedoman pada kurikulum yang berlaku di sekolah.
Untuk itulah, perlu dilakukan berbagai hal pada saat murid baru pertama kali masuk sekolah di semua jenjang pendidikan (mulai TK, SD, SMP, SMA, dan sekolah yang sederajat).
Menggali Minat Belajar Murid
Seorang murid adalah insan dengan potensi, minat, keinginan, dan memiliki karakteristik yang unik. Murid bukanlah objek yang akan dibentuk oleh guru. Pada saat awal masuk sekolah, baik pada saat masuk TK, masuk SD kelas 1, masuk SMP kelas 7, atau masuk SMA kelas 10, perlu dilakukan semacam tes minat para murid.
Minat sebagai ungkapan dari ketertarikan atau kecenderungan seseorang terhadap suatu aktivitas atau bidang tertentu. Ketika seseorang memiliki minat yang kuat pada suatu subjek atau kegiatan, mereka lebih cenderung termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam eksplorasi materi tersebut.
Para guru perlu memahami manfaat minat para murid demi pendidikan berkelanjutan. Dengan mengetahui minat para murid secara individu, guru dapat merancang pengalaman belajar yang relevan dan bermakna.Â
Dalam berbagai kasus, ada saja murid yang kurang berminat dalam belajar. Dalam hal ini, guru harus mencari strategi agar murid tersebut tergerak untuk menyukai atau menggemari materi tertentu.Â