Pengalaman ketika Menjadi Guru
Pada saat masih aktif menjadi guru, saya sering mengingatkan kepada para murid. Saat itu masih ada sebagian guru yang berdomisili di luar kelurahan, bahkan di luar kecamatan, atau luar kota. Saya sampaikan kepada mereka bahwa diperlukan guru dari wilayah setempat.
Jika para guru nanti sudah pensiun, siapa yang akan menggantikan di sekolah? Sebaiknya warga setempat (termasuk anak-anak yang masih sekolah) yang akan menjadi guru di sekolah itu.
Saat itu, kebetulan lurah di dekat sekolah kami itu juga berasal dari luar wilayah kelurahan setempat. Saya sampaikan kepada mereka bahwa untuk masa akan datang, lurah harus berasal dari warga setempat, bukan dari luar. Demikian pula untuk camat dan bupati.
Hal itu saya sampaikan untuk memotivasi para murid agar mau belajar sungguh-sungguh untuk menggapai jabatan di pemerintahan. Walaupun di kemudian hari ada banyak kendala, itu urusan belakang. Hal yang penting, ada motivasi, dorongan kuat untuk belajar lebih bersungguh-sungguh.
Mempersiapkan Murid dengan Contoh
Pada era saat ini, guru wajib memberikan contoh konkret terkait pekerjaan atau profesi masa depan. Teknologi komputer, bahasa pemrograman, dan hal-hal yang terkait dengan hal itu perlu ditekankan manfaat dan kegunaannya.
Uang digital, e-banking, pemesanan transportasi secara daring, berkomunikasi lewat layar komputer, dan hal-hal teknis lain bukan hanya diceritakan tetapi langsung dipraktikkan. Teknologi kekinian yang akan terus berkembang perlu dijadikan sarana pembelajaran yang efektif.
Para murid akan bergairah saat diajak secara langsung praktik menggunakan fasilitas digital yang sudah banyak dipakai masyarakat golongan menengah ke atas. Teknologi memang perlu dikuasai. Bukan dihindari. Masa depan penuh tantangan teknologi. Para murid perlu dipersiapkan agar tidak gagap saat sudah lulus sekolah.
Materi pelajaran di kelas perlu dikaitkan dengan dunia luar. Manfaat apa untuk masa depan dengan mempelajari materi tertentu. Dengan memberikan contoh konkret, para murid akan bersemangat dalam belajar dan menguasai materi yang sedang dipelajarinya.
Murid bukan lagi objek diam yang siap menelan semua ocehan guru dan melahap isi buku yang disodorkan di hadapannya. Murid harus diajak berdialog, didengarkan keluh-kesahnya, kemudian diberi arahan yang mencerahkan.Â