Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Agenda Akhir Tahun

3 Desember 2022   05:24 Diperbarui: 3 Desember 2022   06:24 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara lebih luas, peribahasa itu dapat diberi makna, jika tidak ingin terkena musibah, jangan dekat-dekat dengan sumber musibah. Jika kita mengetahui bahwa membangun rumah di tebing, daerah yang posisi tanahnya miring itu berbahaya (bisa runtuh atau longsor), janganlah membuat bangunan (rumah) di tempat itu. Jika kita mengetahui bahwa lereng gunung berapi itu sangat tidak baik untuk dijadikan hunian (tempat tinggal), mengingat sewaktu-waktu gunung meletus, janganlah membuat rumah di sana.

Sebagai orang terdidik (terpelajar) yang memahami teori-teori seperti itu, sudah selayaknya perlu sering membuat imbauan, anjuran, sosialisasi kepada masyarakat luas. Kita dapat melakukan dengan membuat artikel, karikatur, komik, atau hal lain yang mudah diakses oleh masyarakat.

Pada akhir tahun, biasanya ada bencana yang agak besar di muka bumi. Untuk itu, imbauan atau peringatan harus dilakuka oleh berbagai pihak. Kita tidak boleh hanya mengandalkan badan atau lembaga pemerintah yang menangani hal kebencanaan.

Setiap warga dunia harus memiliki kepedulian terhadap warga dunia lain untuk saling mengingatkan. Bencana, malapetaka, atau musibah ada penyebabnya. Antisipasi atau persiapan untuk menghadapi berbagai bencana harus disiapkan.

Paling tidak, untuk keluarga kita sudah mengetahui bahwa bencana bisa saja datang sewaktu-waktu, seperti angin puting beliung, banjir, sambaran petir, tanah longsor, dan sebagainya.

Anggota keluarga kita harus dikenalkan dengan berbagai dampak adanya musibah atau bencana tersebut. Antisipasi harus dilakukan. Persiapan untuk meminimalkan kerugian harus dilakukan. Persiapan untuk bertahan hidup jika musibah benar-benar datang pun harus pula disiapkan.

Kita tidak boleh seratus persen mengharapkan bantuan atau sumbangan saat musibah menimba keluarga kita. Untuk keperluan pribadi dan kebutuhan sehari-hari minimal harus disiapkan paling tidak untuk satu pekan ke depan. Pakaian dalam, makanan pokok cepat saji, dan perlengkapan tidur harus tersedia dalam tempat khusus (dimasukkan koper, misalnya). Tempat penyimpanan pun harus yang tahan api dan tahan air. Tidak mudah terbakar dan tidak mudah kemasukan air.

Siapkan Agenda Akhir Tahun

  • Mengumpulkan artikel/berita/foto/video terkait bencana akhir tahun yang pernah terjadi
  • Mengumpulkan artikel terkait persiapan menghadapi bencana (banjir, longsor, gempa, dan sebagainya)
  • Merancang tips atau petunjuk praktis bagi masyarakat dunia yang rawan terdampak bencana
  • Rekreasi (healing) diutamakan mengunjungi korban bencana (di tenda pengungsian, misalnya)
  • Ikut menggalang dana untuk korban bencana
  • Menyiapkan Program Pendidikan Khusus bagi korban bencana (minimal berupa artikel, pamflet, selebaran)

Dari sekian agenda akhir tahun tersebut, agenda yang mana yang sudah pembaca geluti? Silakan menambah agenda yang sudah digeluti dengan agenda lain demi membantu lebih banyak orang.

Penajam Paser Utara, 3 Desember 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun