Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelajaran dari Jawaban Musa kepada Allah tentang Tongkatnya

22 Desember 2020   08:21 Diperbarui: 22 Desember 2020   09:07 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Alhamdulillah, Allahumma shaliala muhammad. Sungguh kita manusia memperoleh nikmat yang banyak. Dari tidur, bangun lalu tidur lagi kita selalu dalam limpahan nikmat Allah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang unik, potensial dll. Kali ini kita membahas tingginya potensi manusia dalam banyak hal.

Pelajaran dari nabi Musa as

Dia (Musa) berkata, "Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain." (QS.Tha-Ha:18).

Ayat ini memberi banyak pelajaran berharga kepada kita untuk jangan pernah merasa cukup dan puas dengan apa yang kita miliki. Kembangkan semua potensi yang ada pada kita.

Masih banyak potensi terpendam yang perlu digali dari dalam diri setiap kita. Dan masih terlalu sedikit kemampuan diri yang kita manfaatkan. Karena Allah menanamkan kelebihan yang luar biasa dalam diri manusia. Seorang yang pandai bertukang, mungkin dia pandai beternak ikan, beternak ayam, beternak hewan besar seperti sapi dan kerbau.

Seringkali seseorang merasa cukup dengan apa yang telah ia raih. Merasa cukup dengan kemampuan yang bisa ia manfaatkan. Padahal sebenarnya kemampuannya masih jauh lebih besar dari itu. Itu tidak salah. Tetapi jika kita banyak harta kita niatkan untuk membantu orang lain. 

Membantu orang lain

Menggali potensi yang banyak dari setiap kita sangat berguna untuk membantu orang lain. Yang dimaksud orang lain di sini bisa saja keluarga kita, tetangga dekat rumah kita, tetangga dekat kebun kita, tetangga dekat toko kita dan bahkan tetangga di desa kita pada masa yang lalu.

Banyak sekali ayat dalam alquran yang memuat trntang kewajiban memberi santunan kepada anak miskin, memberi makan orang miskin, membantu fisabilillah dsb. Maka sangat tepat sekali jika ketika Allah swt menurunkan wahyu pertama adalah tentang perintah membaca. Bacalah. 

Yang menarik adalah bahwa nabi Muhammad adalah seorang yang buta huruf, tidak pandai baca dan tulis. Tetapi dia malah diperintahkan untuk membaca. Dari sini berarti bahwa membaca itu tidak mesti untuk yang tertulis saja, tetapi membaca bisa mempelajari, mengevaluasi, menganalisis, mencari tahu, mengambil pelajaran dll.

Demikian juga dari perintah Allah di QS Thaha ayat 17 dan 18 jelas bahwa Allah swt meminta nabi Musa as memahami dulu apa saja manfaat atau potensi tongkat beliau. Dalam hal ini Allah swt memberitahu tentang  manfaat bertanya dan menjawab pertanyaan dengan baik.

Nabi Musa menjawab dengan baik dan lancar tentang manfaat tongkat yang dia miliki. Menurut nabi Musa tongkatnya menjadi andalan dalam berjalan, mampu merontokkan rumput untuk makanan ternak yang berada dalam penjagaannya. Selain itu nabi Musa menjelaskan banyak manfaat lainnya.

Tongkat menjadi ular

Ketika nabi Musa memgatakan bahwa banyak manfaat lain dari tongkatnya, dia sedang memberitahu Allah bahwa masih banyak manfaat potensial dari tongkatnya. Ini bagian dari hasil perenenungan nabi Musa atau bisa juga dari wahyu dari Allah swt.

Selang beberapa waktu Allah memerintahkan nabi Musa untuk melemparkan tongkatnya lalau jadilah ia ular yang besar. Nabi Musa ketakutan. Sampai Allah memerintahkan kepada Musa untuk menangkap ular tersebut, lalu ular itu menjelma kembali menjadi tongkat. 

Pada peristiwa ini adalah "training" Allah kepada nabi Musa bahwa dengan ijin Allah yang tak mungkin jadi mungkin atau sebaliknya yang mungkin jadi tak mungkin. 

Pada kali yang lain Allah memerintahkan nabi Musa untuk memperlihatkan tanda-tanda kerasulan Musa as kepada Fira'un. Fir'aun menyangkal mukjizat itu tetapi mengajak nabi Musa untuk bertanding dengan tukang-tukang sihir yang banyak. Setelah disepakati waktu fan tempat diselenggarakanlah pertunjukkan para tukang sihir Fir'aun. Nabi Musa mempersilakan para tukang sihir yang banyak itu maka timbullah berbagai macam binatang menakutkan. Lalu nabi Musa melemparkan tongkatnya. Maka melatalah ular raksasa yang memakan habis sihir-sihir dari tukang sihir firaun.  Seluruh tukang sihir sujud dan menyatakan menyembah tuhan Musa dan Harun. Firaun murka dan mengusir nabi Musa dan pengikutnya untuk menyeberangi laut.

Maksud Firaun adalah untuk menghabisi nabi Musa dan pengikutnya. Sebaliknya Nabi Musa dan pengikutnya selamat. Sementara Firaun dan pengikutnya tenggelam di laut merah.

Jayalah kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun