Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kita Sedang Dirampok

3 Agustus 2020   02:21 Diperbarui: 3 Agustus 2020   03:27 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Hati-hati ya anak-anak. Kenapa abi? Kita sekarang berada di dunia perampokan. Kok begitu bi? Iya. Kita sedang diintai, diberi umpan, disanjung, dihipnotis oleh tangan-tangan iseng untuk merampok kantong kita, rekening kita. Begitu dialog saya dan anak-anak pada suatu pagi menjelang siang.  Tulisan ini mengingatkan kita bahaya mengancam hidup karena dirampok oleh jualan online.

Apa bahaya jualan online?

Penjualan online itu akan sangat gencar menjual produk-produk dan jasa mereka. Mereka memanfaatkan media sosial berupa iklan di uoutube, facebook, sms, instagram, email, google, telepon langsung dan sebagainya. Mereka menawarkan produk leperluan manusia mulai dari yang penting sampai tidak penting.

Mereka menawarkan produk dan jasa itu mulai dari pagi ke malam pagi siang sore ke malam lagi. Dari tanggal muda ke tanggal tua. Dari saat kuota kita sedikit hingga kuota kita sedang banyak. Pada waktu kita sehat hingga kita sedang sakit. Begitu seterusnya. 

Ada yang menawarkan pembesar alat vital untuk bapak-bapak. Ada yang menawarkan produl kpsmetik. Ada pula yang menawarkan kanera, pupuk, alat tulis, pakaian, bibit tanaman, pompa, alat cuci mobil, alat pertukangan, alat renang, alat masak, alat ngepel, bahan kimia itu, bahan makanan, dsb.

Pada kali lain ada yang menawarkan pinjaman uang secara online. Pada kali yang lain pula kita ditawari  paket untuk belajar bahasa asing, bahasa Arab, bahasa inggeris, bahasa mandarin dsb. 

Bagaimana menyikapi 

Manusia diberi kemampuan untuk mengendalikan diri agar tidak terjebak rayuan para pedagang secara online..Jangan bosan-bosan untuk menasehati sesama pasangan. Menasehati anak, teman dan membuat status di fb, WA, instagram, tweet, fb dan sebagainua. Manusia akan ingat jika diingatkan. Akn.lupa jika tidak dingatkan. Sikap kita mesti tidak bisa dikalahkan oleh nafsu berbelanja dan berbelanja. Jualan online lebih dahsyat dari mall yang biasa kita kunjungi. Dia memasuki ruang-ruang yang ada dalam rumah kita dan bahkan ruang-ruang yang ada dalam hati dan fikiran kita.

Strategi mengurangi bahaya

Komumikasi dan kontak kepada pasangan dan anak-anak atau teman adalah strategi jitu untuk mengurangi risiko buruknya jualan online. Jika kita bisa saling menasehati sesama maka itu sangat bermanfaat dan sangat penting supaya tidak terjebak oleh serangan bertubi-tubi dari para penjual online. 

Menghapus link, sms dan status jualan online yang masuk ke handphone kuta adalah satu strategi mengurangi bahaya serangan penjualan online.  Mengingatkan bahaya selalu belanja online kepada anak dan pasangan kita itu jangan ditinggalkan. Menulis status di medsos agar tidak konsumptif juga penting. Mengingatkan agar tidak boros dan banyak nubaxir juga jangan dilupakan. Pendek kata mari kita saling menolong agar tidak jadi korban penjualan online yang daoat menggerogoti kantong kita teruma kanting mereka yang pas-pasan. Penulis adalah salah satu korban perampokan secara online. Banyak barang tak terguna dan terbeli produk gagal adalah bukti dari perampokan online yang dapat membuat kita kecewa. Sakitnya dirampok hehe.

Jayalah kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun