Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sudahkan Shalat Kita seperti Nabi Muhammad

20 Januari 2020   06:02 Diperbarui: 20 Januari 2020   06:31 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma shaliala Muhammad.

Jika shalat kita diterima maka itulah keberhasilan yang sesungguhnya. Kenapa? Karena shalat ini adalah amalan yang menentukan baik buruknya umat Islam di mata Allah SWT. Gagal mencapai diterimanya shalat maka gagal juga sebagai muslim yang amalnya diterima oleh Allah SWT.

Jika shalat kita gagal diterima maka pada saat itulah kita menyesal yang tidak berguna. 

Mutu shalat kita

Shalat kita bermutu atau tidak itu hanya Allah yang tahu. Tetapi ada sejumlah indikator apakah shalat kita bermutu atau tidak. 

Indikator pertama. Shalat kita ikut tiga tertib. Tertib kesatu, berjemaah. Kedua, diawal waktu. Ketika, di mana adzan dikumandangkan. Untuk pria. Wanita tidak mesti berjemaah dan tidak harus di mesjid. Bagi wanita yang dipentingkan adalah shalat di awal waktu.  Shalat mereka yang afdhol adalah di rumah mereka, dan di dalam kamar mereka. 

Indikator kedua,  tidak ada kesalahan dalam pelaksanaan shalat. Ada sejumlah kesalahan dalam dalam shalat berjemaah. Kesalahan pertama, berbicara sewaktu Iqamah sudah dibacakan. Sering kita dengar para makmum berbicara kepada sesama makmum pada hal iqomah sudah dibacakan. Pada zaman nabi, beliau memberi isyarat kepada sahabat yang berbicara kepada nabi menjelang shalat agar dia ikut shalat keloter berikutnya.

Kesalahan kedua, mendahului imam. Banyak kesalahan jemaah yang masih kita temui berbuat kesalahan adalah membaca aamiin mendahului imam, mendahului imam dalam sujud, dalam rukuk, dan sebagainya.

Kesalahan ketiga, bergerak dalam shalat melebihi tiga kali gerakan. 

Indikator ketiga, usahakan khusuk dapam shalat. Shalat khusuk itu bisa dicapai dengan pertama kali melakukan istinjak secara sempurna. Setelah itu berwudhuklah dengan betul dan semourna, tidak boros dalam berwudhuk.

Lalu katakan pada diri sendiri, wahai Supli ini shalat engkau yang terakhir. Menangiskan kalau bisa. Rasulullah selalu menangis dalam shalat terutama ketika dia shalat sendirian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun