Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jangan Pecahkan Cerminku

4 Agustus 2018   05:46 Diperbarui: 4 Agustus 2018   06:46 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kamu adalah aku yang menjelma dalam realitas lain,

Tanpa aku kamu seperti dalam gelap yang mencekap,

Membuta dalam kesendirian dan kesunyian,

Memelas dan memeras air mata yang mulai kehausan,

Kerinduanku yang semakin cepat menaiki tangga,

Inginku menghilang dalam senyummu,

Menyatu antara aku dan kamu,

Karena aku dan kamu adalah kesederhaan yang satu

Cerminku memancarkan cahaya dari sumber cahaya

Memberi terang pada siang yang menerawang

Menembus malam dalam dawai cinta yang membara

Menemui sunyi yang bersembunyi dibalik rembulan

Jangan pecahkan cerminku

Agar aku dapat melihat wajahku

Wajah penuh noda dari jelagra hasil bara tungku

Butiran debu ku seka agar suciku menyatu

Gradasi wajah berjarak antara cermin dan aku

Aku yang menyatu dalam eksisten terasa jauh

Melihat diri dalam cermin seolah ada kamu

Memecahkan cermin adalah bencana yang terenyuh

Tetapi masih ada hati sebagai cerminku

Agar kamu bertemu dengan aku yang sendang sendu

Memapahku dalam kelemahan yang merindu

Hingga aku dapat kembali dan bertemu hingga menyatu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun