Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Membangun Aktivisme Gen Z pada Fase Kesadaran Kritis Tingkat Tinggi

29 September 2025   13:13 Diperbarui: 29 September 2025   13:13 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto SHARON PATRICIA/Kompas.id

Tapi peningkatan dari kesadaran magis ke kesadaran naif meskipun tentu saja belum menyeluruh, telah menampakan hasilnya.

Sekarang, masyarakat jejaring dalam menanggapi berbagai persoalan sosial digital yang juga berangkat dari soalan dunia nyata, sudah lebih mengetahui dari mana persoalan tersebut terjadi walaupun masih belum mampu menyelesaikan persoalan yang terjadi. 

Sederhananya, kesadaran naif masih sebatas tahu atau paham tetapi belum tahu bagaimana caranya untuk keluar atau mencari pemecahan dan menemukan pintu penyelesaiannya. Termasuk pula belum mengerti daya pertahanan apa yang harus diaktivasi saat pengetahuan atau pemahaman pemikiran mereka diinfiltrasi. 

Sehingga ketika banyak influencer atau buzzer, terlebih yang didukung oleh teknologi aplikasi berbasis AI (Artificial Intelligence) dikerahkan untuk mengecoh pengetahuan atau pemahaman berbasis logika yang sudah ada di benak, mereka bisa kembali terpengaruh, ragu, berbalik arah dan tingkat kesadarannya malah menurun. 

Di fase kesadaran naif itulah masyarakat jejaring harus terus dibangun tingkat kesadarannya ke kesadaran kritis. 

Walaupun masih jauh dari harapan,  masyarakat jejaring setidaknya telah menampakan upaya untuk naik ke kesadaran kritis. Suatu kesadaran tertinggi dengan kemampuan melihat dari mana persoalan terjadi dan bisa merumuskan solusinya. 

Konsepsi berpikir kesadaran kritis tentu melihat persoalan bukan karena takdir tuhan, melainkan karena beberapa aspek sosial termasuk faktor pendidikan, edukasi dan literasi termasuk upaya mencari penyelesaian (solusi atau pemecahan) tanpa henti yang berbabis logika berpikir.

Oleh karena itu, membangun aktivisme Gen Z pada fase kesadaran kritis tidak cukup hanya pada tahu atau paham (kesadaran naif) dan lalu memiliki kemampuan berpikir kritis (masuk ke fase kesadaran kritis) tanpa adanya upaya untuk terus mengasah kemampuan logika berpikir (belajar) agar setiap menghadapi persoalan selalu mampu bertindak atau memberikan pemecahan (solusi) dengan cara cerdas dan beretika.

Maka untuk membangun aktivisme Gen Z pada fase kesadaran kritis tertinggi, selain berupaya terus meningkatkan kesadaran untuk dirinya, Gen Z juga harus  memiliki kemampuan meliterasi dan memberdayakan seluruh masyarakat jejaring ke dalam fase kesadaran kritis, sehingga dibutuhkan kerja keras untuk membangun aktivisme Gen Z pada fase kesadaran kritis tingkat tinggi, yaitu dengan langkah berikut ini : 

1. Memperkuat cara berproses dalam mengolah otak dengan selalu melakukan analisa mendalam, selalu berusaha untuk berpikir panjang yang logis sehingga tidak mudah terjebak pada daya magis apa pun yang disajikan dalam interaksi sosial dunia digital. Selalu bertumbuh dan berkembang.

2. Terus belajar untuk menggali potensi, membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan, kreasi dan inovasi dalam tataran ilmiah berbasis logika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun