Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Crazyconomics: Mana yang Lebih Ampuh, Logika Mistika atau Rasionalitas?

11 Februari 2025   09:36 Diperbarui: 11 Februari 2025   14:50 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover buku "Makanya, Mikir!", Abigail Limuria, Cania Citta/Heryunanto/Kompas.id

Ada seorang wanita cantik , cerdas, mandiri, kreatif dan berhaluan liberal membahas tentang sebuah produk gelang yang pernah digandrungi masyarakat dan laris di pasaran dalam sebuah saluran akun YouTube @MalakaProjectid. Wanita ini seorang kreator dan YouTuber yang sekarang cukup dikenal publik. Gelang apa gerangan yang dimaksud?

Dalam bahasannya, wanita bernama Cania Citta ini coba memaparkan tentang logika mistika. Sebuah cara berpikir masyarakat dengan mengandalkan kepercayaan semata, yang baginya, bersama ilmu pengetahuan berbasis pengamatan dan pengujian ilmiah, logika mistika adalah cara berpikir yang dapat menghambat kemajuan suatu bangsa. 

Berbekal Malaka Project, Cania Citta tengah berupaya membuka cara-cara berpikir rasional berbasis pengetahuan ke ruang-ruang publik untuk mengedepankan segala sumber pengetahuan dengan pengamatan dan pengujian ilmiah serta mengacu pada sebuah buku karya Tan Malaka berjudul "Madilog", mengupas sisi rasionalitas hingga menyentuh ke aspek pertumbuhan ekonomi. 

Salah satu contoh produk yang berdampak pada transaksi ekonomi secara massal dan dikaitkan dengan logika mistika dalam dialektika digital yang dibahas dan harus dilepas dari bangsa Indonesia adalah gelang yang mengarah pada produk keluaran "Power Balance", yang pernah booming di sekitar tahun 2009-2010. 

Jelas diuraikan dalam sebuah dialektika di ruang digital akun YouTube @MalakaProjectid bahwa gelang "Power Balance" merupakan bagian dari sebuah logika mistika di antara produk lainnya, yang melahirkan produk mistis (menipu atau bohong belaka). Benarkah basis kebohongan bisnis Power Balance masuk kategori logika mistika?  

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa pendiri power balance co adalah kakak beradik  Troy dan Josh Rodarmel. Perusahaan mereka berdiri pada Januari 2007. Perusahaan ini berkantor pusat di Orange County, California dan mendistribusikan produknya di AS dan internasional di lebih dari 40 negara.

Berdasarkan pendiri dan negara asalnya, Power Balance dapat dipastikan bukan produk yang diciptakan dari budaya ketimuran dengan basis kekuatan berdasar kepercayaan (logika mistika), melainkan berasal dari barat yang selalu mengedepankan kerasionalitasan, ilmu pengetahuan dan mengutamakan teknologi. Sehingga menjadikan contoh produk Power Balance sebagai logika mistika, sungguh tidak tepat. 

Dari situs powerbalacance.com, tertulis bahwa Power Balance adalah perusahaan teknologi kinerja terkemuka dengan hasrat terhadap olahraga kompetitif yang diwujudkan dengan kekuatan filsafat timur dan ilmu pengetahuan barat serta teknologi inovatif mutakhir untuk menghadirkan produk yang memperbaiki dan meningkatkan kehidupan masyarakat. Ide tersebut kemudian menjadi sebuah perusahaan bernama POWER BALANCE, pencipta gelang silikon Power Balance.

Perusahaan mengklaim bahwa gelang Power Balance mampu mendorong performa energi natural yang terdapat dari dalam stiker gelang tersebut. Juga mengklaim bahwa produk gelang Power Balance yang diciptakan akan mampu mengembalikan frekuensi yang baik sehingga akan mampu menyeimbangkan, meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas tubuh pengguna. 

Catatan pentingnya, gelang Power Balance adalah produk yang berupaya diwujudkan atau dihadirkan dengan kekuatan filsafat timur dan ilmu pengetahuan barat serta teknologi inovatif. Namun kekuatan filsafat timur yang dimaksud hanya merupakan informasi penyerta atas kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendasari klaim fungsinya, bukan produk hasil logika mistika yang diritualkan. 

Artinya, logika mistika bukan acuan dasar terjadinya penipuan atau kebohongan ketika pada November tahun 2010, Australian Competition and Consumer Commision (ACCC) mengumumkan bahwa mereka tidak menemukan adanya indikasi sesuai apa yang dijanjikan dalam iklan Power Balance.  

ACCC sendiri adalah lembaga Pemerintah Australia yang bertanggung jawab mengatur persaingan usaha dan merupakan bagian dari Kementerian Perbendaharaan Australia dan mempunyai wewenang untuk melindungi hak konsumen beserta hak bisnis sekaligus kewajiban bisnis, menegakkan kebijakan usaha dan mengawasi harga pasar, serta mencegah perilaku antisaingan. 

Oleh karena itu, temuan ACCC atas ketidaksesuaian produk Power Balance dengan janji dalam iklannya, tidak merujuk pada kekuatan gaib, tahayul, mahluk halus  atau sebagai benda keramat yang diberi nilai ekonomis karena proses ritual, melainkan melawan etika bisnis prinsip kejujuran yang seharusnya berkesesuaian dengan klaimnya atas perwujudan produk yang didasarkan pada kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi.   

Maka ketika Power Balance disebut sebagai salah satu produk yang termasuk kategori logika mistika dan harus dilepas dari bangsa Indonesia karena kemistisannya, ini merupakan argumentasi yang keliru. 

Sebab Power Balance melakukan tipuan atau kebohongan atas nama ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berarti pula Power Balance dibuat dengan narasi berbasis pengamatan dan pengujian ilmiah. Tidak ada hubungan sebab akibat yang ditimbulkan oleh mistika atas kebohongan yang dibuat oleh produk gelang Power Balance. Jadi apa sebenarnya yang menghambat kemajuan dan perekonomian bangsa Indonesia?

Secara ekonomi, masih menurut malaka project, untuk memproduksi gelang semacam Power Balance diperlukan uang, waktu, tenaga, sumber daya dan market yang besar, yang dapat menimbulkan opportunity cost. 

Sehingga sejumlah manfaat dan keuntungan potensial yang bisa didapat ketika barang yang digunakan untuk produksi gelang semacam Power Balance digunakan untuk memproduksi barang lain yang lebih berguna, akan terlewat begitu saja. 

Di bagian opportunity cost ini, tentu banyak pengamat, pelaku ekonomi dan masyarakat sepakat. Tetapi saat produsen sudah fokus pada keuntungan tanpa mempunyai pilihan untuk bisa membuat produk yang lebih menguntungkan, lebih berguna dan berkelanjutan serta tak ingin kehilangan kesempatan yang sangat berpotensi meraup nilai ekonomisnya, apa pun risiko, pesimisme negatif dan pencegahan atas semangatnya tak akan bisa dipadamkan.

Bicara logika mistika untuk keberlanjutan roda perekonomian, konteksnya bukan dari mana kekuatan-kekuatan atau manfaat yang dapat dihadirkan oleh sebuah produk atau jasa ekonomi berbasis mistis, yang ujungnya bisa saja atau sangat cenderung menipu, tetapi faktanya, konteks penipuan dalam transaksi ekonomi sangat mudah diciptakan dari latar belakang apa pun juga, di luar logika mistika 

Bahkan bila ada risetnya, di era digital seperti sekarang, penipuan yang berkorelasi pada ketidakbahagiaan, kesengsaraan, kerugian atau kematian atas korban tidak bahagia, sengsara, rugi dan mati, yang ditimbulkan oleh para pelaku akibat transaksi ekonomi, akan jauh lebih banyak dihadirkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi dibandingkan dengan yang dihadirkan oleh logika mistika. 

Dampak pinjol, investasi bodong online, robot trading, kasus kripto dan masih banyak lainnya, merupakan contoh transaksi ekonomi omong kosong berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi tak terbantahkan, yang mengakibatkan ketidakbahagiaan, kesengsaraan, kerugian hingga kematian. 

Pada dialektika digital selanjutnya, Cania Citta mengatakan bentuk logika mistika terbaru di era generasi Z adalah law of attraction atau hukum tarik-menarik. Hukum ini sangat erat dengan konsep rahasia besar kehidupan dalam buku "The Secret" karya Rhonda Byrne, yang pernah menuai sukses sejak dirilis tahun 2006. Apakah law of attraction setara dengan logika mistika?  

Law of Attraction diperkenalkan pertama kali oleh William Walker Atkinson dengan menerbitkan bukunya pada tahun 1907 berjudul "Thinking Vibration or the Law of Attraction in the Thought World". Ini adalah buku yang memperkenalkan pada cara berpikir baru. Lalu diteruskan dari generasi ke generasi. 

Sederhananya, law of attraction merupakan nilai filosofi tentang membangun sugesti positif untuk menghasilkan dampak positif bagi kehidupan seseorang. Apakah law of attraction hanya semudah berpikir positif lalu semua hal positif dari setiap keinginan manusia bisa tertarik ke dirinya? 

Prinsip utama law of attraction terdiri dari like attracts like, hukum ini menunjukkan bahwa hal-hal yang serupa akan saling tarik-menarik satu sama lain. Dalam bahasa gen z di ruang-ruang publik prinsip ini identik dengan sebutan satu circle. 

Kedua, the present is always perfect, prinsip ini berfokus pada gagasan bahwa selalu ada hal yang  bisa dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan masa sekarang. Konteks ini dapat dimaknakan sebagai harapan, motivasi dan keharusan melalukan aksi. Lantas, di mana salahnya bila seseorang atau sekelompok orang punya harapan positif?

Ketiga, nature abhors a vacuum prinsip law of attraction, prinsip yang menunjukkan bahwa menghilangkan hal-hal negatif untuk memberi ruang pada hal-hal yang positif dalam hidup, yang seidentik dengan cara-cara ilmu psikologis dalam menerapkan keilmuwannya tentu tidak terhubung dengan logika mistika. 

Prinsip-prinsip law of attraction memang mudah direalisasikan jika memandangnya dari perspektif sempit. Cukup berpikir positif, memvisualisasikan tujuan, melakukan afirmasi positif, dan menanti apa pun yang sudah dipikirkan, divisualisasikan serta diafirmasi akan menjadi kenyataan. Bahwa apapun yang ada di semesta dapat ditarik untuk mendukung dan memberi apa yang diminta oleh seseorang atau sekelompok orang. Apakah sesederhana ini?  

Dalam potongan pendahuluan isi buku "The Secret", tertulis baris kalimat begini; 'Saya sangat terkejut bahwa ternyata ada orang-orang yang telah mengenal Rahasia (The Secret) ini. Mereka adalah orang-orang besar dalam sejarah: Plato, Shakespeare, Newton, Hugo, Beethoven, Lincoln, Emerson, Edison, dan Einstein.

Proses penciptaan hukum tarik-menarik dalam perspektif sempit sangat cenderung dilakukan dengan tiga langkah sederhana, yakni meminta, mengimani (percaya atau yakin) dan menerima tanpa adanya ikhtiar. Apakah orang-orang besar dalam sejarah yang mengetahui rahasia itu meraih kebesaran namanya cukup dengan menerapkan law of attraction melalui tiga langkah sederhana? 

Law of attraction atau hukum tarik-menarik identik dengan hukum tabur-tuai, tanam-panen atau aksi-reaksi. Suatu hukum yang saat diterjemahkan ke dalam kehidupan nyata sesungguhnya memerlukan upaya, usaha, aksi, tindakan atau kerja sehingga magnet alam semesta dalam menarik apa yang diminta bukan berdasarkan konsep abrakadabra, melainkan harus pula melalui apa yang disebut dalam bahasa religiositas sebagai ikhtiar. 

Jika diimplementasikan ke dalam proses seseorang atau sekelompok orang dalam menarik apa yang diinginkan, pada kebanyakan realisasi kehidupan, law of attraction dalam konteks negatif lebih cenderung digunakan dalam ranah religiositas cara berpikir klasik. Yaitu meminta (berdoa), mengimani (percaya atau yakin) lalu menerima (menunggu), maka logika berpikir rasional jelas akan membantah ini dan menilai law of attraction adalah bagian dari logika mistika yang bersifat baru atau modern. 

Mari mencoba masuk pada realisasi law of attraction untuk sektor ekonomi! Seberapa jauh law of attraction bisa membuat produk bernilai ekonomi dan menghasilkan transaksi ekonomi dalam memberikan kontribusi nyata pada perekonomian masyarakat. Walapun sesunguhnya boleh dibilang sulit untuk menentukan produk fisik yang dapat merepresentasi law of attraction sebagai produk bernilai ekonomi. Sebab law of attraction adalah teknik berupa teori yang bisa dilakukan bukan diproduksi oleh setiap orang.   

Bila mengambil contoh produk Amulet misalnya, yakni sebuah produk yang umumnya berwujud liontin. Amulet yang berasal dari bahasa latin "amuletum" yang berarti "suatu benda yang melindungi seseorang dari kesulitan", maka kecenderungan akal pikiran rasional akan mengatakan bahwa Amulet adalah benda jimat. 

Meskipun kemudian ada produk Amulet yang diproduksi khusus dengan spesifikasi bentuk bulatan atau koin berlubang di tengah atau tanpa lubang, yang disebut 'Money Amulet', dan secara spesifik akan dapat memberikan keberuntungan yang tak terbatas serta bisa membuat orang yang memakainya menjadi kaya raya lewat cara kerjanya. Yakni, dengan cara kerja Amulet yang identik dengan konsep "The Secret", apakah Amulet dapat dikategorikan sebagai produk law of attraction? 

Menurut klaim produsen atau penjual, cara kerja Money Amulet adalah dengan mendayagunakan kekuatan dari alam semesta yang ada padanya untuk 'memanggil' atau menarik rezeki yang berasal dari segala arah, bahkan berasal dari sumber-sumber yang tak disangka-sangka sebelumnya. 

Dalam konteks sederhana atau religiositas cara berpikir klasik, seseorang yang sudah membeli (memiliki) Money Amulet ia akan berharap (meminta), dengan percaya atau yakin (mengimani) lalu menerima (menunggu alam semesta memberi uang, rezeki atau harta kekayaan). Ini identik dengan abrakadabra.  

Perlu diketahui, bahwa Amulet original jenis Money Amulet biasanya dijual di pasaran online dikisaran harga Rp300.000-Rp600.000. Harga yang lumayan fantastis untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Suatu produk yang menjanjikan keuntungan nilai ekonomi yang cukup tinggi untuk pangsa pasar besar. 

Namun berbeda dengan produk gelang Power Balance, yang mengklaim kekuatan yang terkandung di dalamnya berasal dari proses ilmu pengetahuan dan teknologi yang terdapat di dalam stiker, Money Amulet mengandalkan kekuatan alam semesta dalam menarik uang, rezeki atau harta kekayaan bagi penggunanya. Kekuatan yang serupa dengan produk Amulet yang umumnya berbahan hematite magnetic stone, stainless steel, atau bahkan batu-batu berharga yang dipercaya memiliki energi positif. 

Bahan-bahan pembuat yang kemudian disebut dapat mendatangkan kesembuhan, membantu meningkatkan ketahanan terhadap tekanan hidup, kepercayaan diri, mendorong hubungan yang damai, penuh kasih, dan baik hati, menarik keberuntungan dan kekayaan hingga kekebalan tubuh, apakah Amulet atau Money Amulet termasuk kategori logika mistika modern yang menipu? Bagaimana dengan beragam produk alat kesehatan yang mengandung ion negatif, produk-produk yang mengandung bioaktif seperti bioglass, produk-produk air minum yang mengandung alkali, yang kesemuanya mengklaim berbasis ilmu pengetahuan? 

Bila kemajuan umat manusia harus melalui tiga tahap dari logika mistika lewat filsafat ke ilmu pengetahuan atau sains, dengan arti lain bahwa logika mistika wajib ditinggalkan seutuhnya,apakah ketika semakin banyak orang menjadi rasional dan menggunakan ilmu pengetahuan atau sains, sebuah bangsa atau negara akan maju? Apakah segenap polemik dan konflik di muka bumi akan berhenti? Apakah ekonomi akan tumbuh secara rasionalitas tanpa kebohongan atau tipu daya?    

Logika mistika, yang diartikan sebagai cara berpikir atau bertingkah laku dengan meyakini bahwa alam semesta beserta isinya berada di bawah pengaruh, kekuasaan, determinasi dari kekuatan-kekuatan gaib atau transenden. Percaya pada tahayul, mahluk halus, gaib, benda keramat dan sejenisnya--akhir-akhir ini terus menjadi perbincangan publik dan dinilai sebagai salah satu penyebab terhambatnya kemajuan suatu bangsa. 

Kemunculan dialektika dengan topik-topik tentang ketidakterimaan atau penyangkalan terhadap logika mistika di ruang-ruang publik digital terindikasi adanya pengarahan narasi cancel culture pada logika mistika bahkan termasuk yang berbasis keimanan atau kepercayaan pada Tuhan yang Maha Esa (agama). Apakah dampak cancel culture pada logika mistika dapat menjamin kemajuan suatu bangsa?  

Lawan dari logika mistika adalah skeptis dan rasionalitas. Cara berpikir logis dengan menggunakan pola pikir di mana kita menerima suatu klaim itu benar kalau pikiran tersebut punya basis bukti yang bisa diuji dan diamati. Inti dari rasionalitas berarti berpikir logis, rasional atau masuk akal dan ilmiah. Tetapi apakah dengan rasionalitas, kemajuan ekonomi suatu bangsa dapat dijamin dan dicapai dengan cara-cara beradab, jujur dan tanpa penyimpangan?   

Dalam perekonomian, tindakan atau kegiatan ekonomi rasionalitas yang ditawarkan dan bisa dilakukan terdiri dari dua jenis tindakan, yaitu ekonomi rasional dan ekonomi irasional. Ekonomi rasional merupakan tindakan atau kegiatan ekonomi yang dilakukan individu maupun kelompok untuk menghasilkan keuntungan. Artinya, dalam dunia ekonomi, rasionalitas adalah meraih keuntungan, mengejar kepentingan material dan nilai secara rasional serta akan bertentangan dengan prinsip moral. 

Sebaliknya, ada ekonomi irasional yaitu tindakan atau kegiatan ekonomi yang tidak wajar dilakukan oleh individu, organisasi atau kelompok dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, tetapi pada kenyataannya yang diterima adalah kerugian. Tindakan atau kegiatan ekonomi yang tidak wajar ini tentunya bertentangan dengan prinsip moral. Di kondisi ini semua hal bisa dilakukan termasuk ketidakjujuran, melakukan tipu daya atau penyimpangan.  

Terlebih bila tindakan ekonomi irasional yang dilaksanakan mengacu pada prinsip ekonomi, yang dapat dimaknakan sebagai strategi dalam memperkecil resiko kerugian serta mencapai perbandingan rasional dengan tujuan utama mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan modal atau aset seminimal mungkin serta berupaya menekan kerugian di titik impas atau nihil. 

Jadi jika merujuk pada kasus-kasus semacam produk Power Balance, mana tindakan atau kegiatan ekonomi yang cenderung akan diimplementasikan oleh individu, organisasi atau kelompok untuk memperoleh keuntungan berlipat? Apakah ekonomi rasional atau ekonomi irasional?

Benar bahwa di dalam ekonomi yang ditimbulkan oleh logika mistika terdapat unsur mens rea (niat, rencana atau prediksi jahat), tetapi jangan lupa bahwa di dalam logika mistika juga terkandung unsur mens bona (niat, rencana atau prediksi baik), yang identik dengan cara berpikir positif meskipun dilaksanakan dengan tindakan atau kegiatan irasional, yang dianggap bertentangan dengan moral. Bagaimana pula jika ternyata di dalam ekonomi rasionalitas terindikasi unsur men rea (niat, rencana atau prediksi jahat) yang jauh lebih mudah dan lebih sering diterapkan dalam tindakan atau kegiatan ekonomi. Khususnya, dalam tindakan atau kegiatan ekonomi irasional? Mana yang lebih ampuh, logika mistika atau rasionalitas?

Faktanya sekarang, tanpa adanya unsur logika mistika, ekonomi dapat berjalan jauh lebih tidak logis, menipu, tidak jujur, tidak adil dan tidak beradab serta menyimpang. Transaksi ekonomi di dunia perjudian dan pinjaman uang online misalnya, sampai detik ini dengan sedemikian banyak kasus yang terjadi dan melahirkan banyak ketidakbahagiaan, kesengsaraan, kerugian hingga kematian, transaksi bisnis ini tetap eksis. Dengan dalih sebagai bisnis yang bisa mendatangkan keuntungan, kekayaan, bantuan atau manfaat, keberadaan dua bisnis ini terus berkelanjutan meski mencekik atau menjerat pemain atau nasabahnya ke jurang kemiskinan. 

Belum lagi bisnis semacam gelang Power Balance, kalung kesehatan atau produk lainnya berbahan batu yang mengandung ion negatif, minuman yang mengandung PH tinggi atau alkali, sistem bisnis yang dikenalkan oleh Charles Ponzi sebagai ikon sekaligus pencipta skema Ponzi, yang berisi modus investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau uang yang dibayarkan dari uang investor yang baru masuk--yang merupakan bagian dari ekonomi irasional, dalam tanda kutip "ampuh" menghidupkan roda perekonomian untuk masa-masa tertentu bahkan masih ada yang berkelanjutan hingga sekarang, dan berlatar belakang ilmu pengetahuan serta teknologi, tetapi justru tidak menjadi poin bantahan atau sangkalan cara berpikir rasional untuk menuduh perilaku manusia yang menjadi biang kerok terhambatnya kemajuan suatu bangsa.  

Sebab dengan adanya fakta-fakta pengimplementasian ekonomi irasional tanpa adanya unsur logika mistika, yang ternyata hingga hari ini masih terus eksis dan ampuh menghidupkan sebagian besar perekonomian hanya dalam jangka waktu tertentu dan sebagiannya masih berkelanjutan serta tentunya terus berkelindan dalam lingkaran setan (ekonomi negatif), mengapa logika mistika yang dijadikan tersangka utama? Dengan fakta-fakta itu, masihkah cara berpikir rasional menuduh logika mistika sebagai satu-satunya penyebab terbesar dan utama penghambat kemajuan suatu bangsa? Makanya mikir!

Referensi

https://iwanmartinsim.wordpress.com/2016/10/15/etika-bisnis-prinsip-kejujuran/

https://lifestyle.bisnis.com/read/20230808/106/1682624/apa-itu-law-of-attraction-contoh-dan-cara-menerapkan

https://www.powerbalance.com/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun