Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Crazyconomics: Mana yang Lebih Ampuh, Logika Mistika atau Rasionalitas?

11 Februari 2025   09:36 Diperbarui: 11 Februari 2025   14:50 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover buku "Makanya, Mikir!", Abigail Limuria, Cania Citta/Heryunanto/Kompas.id

Pada dialektika digital selanjutnya, Cania Citta mengatakan bentuk logika mistika terbaru di era generasi Z adalah law of attraction atau hukum tarik-menarik. Hukum ini sangat erat dengan konsep rahasia besar kehidupan dalam buku "The Secret" karya Rhonda Byrne, yang pernah menuai sukses sejak dirilis tahun 2006. Apakah law of attraction setara dengan logika mistika?  

Law of Attraction diperkenalkan pertama kali oleh William Walker Atkinson dengan menerbitkan bukunya pada tahun 1907 berjudul "Thinking Vibration or the Law of Attraction in the Thought World". Ini adalah buku yang memperkenalkan pada cara berpikir baru. Lalu diteruskan dari generasi ke generasi. 

Sederhananya, law of attraction merupakan nilai filosofi tentang membangun sugesti positif untuk menghasilkan dampak positif bagi kehidupan seseorang. Apakah law of attraction hanya semudah berpikir positif lalu semua hal positif dari setiap keinginan manusia bisa tertarik ke dirinya? 

Prinsip utama law of attraction terdiri dari like attracts like, hukum ini menunjukkan bahwa hal-hal yang serupa akan saling tarik-menarik satu sama lain. Dalam bahasa gen z di ruang-ruang publik prinsip ini identik dengan sebutan satu circle. 

Kedua, the present is always perfect, prinsip ini berfokus pada gagasan bahwa selalu ada hal yang  bisa dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan masa sekarang. Konteks ini dapat dimaknakan sebagai harapan, motivasi dan keharusan melalukan aksi. Lantas, di mana salahnya bila seseorang atau sekelompok orang punya harapan positif?

Ketiga, nature abhors a vacuum prinsip law of attraction, prinsip yang menunjukkan bahwa menghilangkan hal-hal negatif untuk memberi ruang pada hal-hal yang positif dalam hidup, yang seidentik dengan cara-cara ilmu psikologis dalam menerapkan keilmuwannya tentu tidak terhubung dengan logika mistika. 

Prinsip-prinsip law of attraction memang mudah direalisasikan jika memandangnya dari perspektif sempit. Cukup berpikir positif, memvisualisasikan tujuan, melakukan afirmasi positif, dan menanti apa pun yang sudah dipikirkan, divisualisasikan serta diafirmasi akan menjadi kenyataan. Bahwa apapun yang ada di semesta dapat ditarik untuk mendukung dan memberi apa yang diminta oleh seseorang atau sekelompok orang. Apakah sesederhana ini?  

Dalam potongan pendahuluan isi buku "The Secret", tertulis baris kalimat begini; 'Saya sangat terkejut bahwa ternyata ada orang-orang yang telah mengenal Rahasia (The Secret) ini. Mereka adalah orang-orang besar dalam sejarah: Plato, Shakespeare, Newton, Hugo, Beethoven, Lincoln, Emerson, Edison, dan Einstein.

Proses penciptaan hukum tarik-menarik dalam perspektif sempit sangat cenderung dilakukan dengan tiga langkah sederhana, yakni meminta, mengimani (percaya atau yakin) dan menerima tanpa adanya ikhtiar. Apakah orang-orang besar dalam sejarah yang mengetahui rahasia itu meraih kebesaran namanya cukup dengan menerapkan law of attraction melalui tiga langkah sederhana? 

Law of attraction atau hukum tarik-menarik identik dengan hukum tabur-tuai, tanam-panen atau aksi-reaksi. Suatu hukum yang saat diterjemahkan ke dalam kehidupan nyata sesungguhnya memerlukan upaya, usaha, aksi, tindakan atau kerja sehingga magnet alam semesta dalam menarik apa yang diminta bukan berdasarkan konsep abrakadabra, melainkan harus pula melalui apa yang disebut dalam bahasa religiositas sebagai ikhtiar. 

Jika diimplementasikan ke dalam proses seseorang atau sekelompok orang dalam menarik apa yang diinginkan, pada kebanyakan realisasi kehidupan, law of attraction dalam konteks negatif lebih cenderung digunakan dalam ranah religiositas cara berpikir klasik. Yaitu meminta (berdoa), mengimani (percaya atau yakin) lalu menerima (menunggu), maka logika berpikir rasional jelas akan membantah ini dan menilai law of attraction adalah bagian dari logika mistika yang bersifat baru atau modern. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun