Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Crazyconomics: Apa Persamaan Masakan Padang dan Kenaikan PPN 12 Persen?

31 Januari 2025   09:30 Diperbarui: 31 Januari 2025   09:30 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Heryunant0/kompas.id)

"Iya satu tiga ribu. Tiga sepuluh ribu mas" jawabnya tegas. 

Saya tak protes. Saya pikir harga itu dihitung berikut sajian kuah, sejumput mie kuning dan potongan mentimun yang dihargai Rp1000. Wajarlah pikir saya kemudian. 

Tetapi begitu ada pembeli lain yang hanya memesan satu buah pempek dilayani dengan sajian kuah, sejumput mie kuning dan potongan mentimun yang sama, asumsi saya terbantahkan. Saya penasaran lalu bertanya lagi setelah pesanan pempek sudah saya habiskan. 

"Bang, yakin tiga buah pempek Rp10.000 kalau harga satuannya Rp3000?"

"Iya mas. Itu sudah ketentuan dari sananya" sambut penjual pempek. Ini tidak logis. Penjual ini barangkali hanya tak pintar berhitung pikir saya. 

Ketidaklogisan yang saya alami pada harga pempek identik dengan apa yang saya alami ketika membeli paket hemat nasi padang, ada ketidaklogisan. Pada suatu waktu saya membeli paket hemat nasi padang dengan lauk ayam opor yang diberi tarif harga Rp11.000. Lain waktu saya beli paket hemat nasi padang dengan lauk tumis pare teri medan yang ditarif dengan harga Rp10.000. 

Di hari lainnya saat saya beli nasi dan opor ayam secara terpisah dengan porsi nasi yang sama dan besar potongan ayam opor yang sama dengan porsi ayam pada paket hemat, harga yang ditarif jadi berbeda. 

Satu porsi nasi saja ditarif seharga Rp5000 dan satu potong ayam opor dengan besaran potongan yang sama ditarif seharga Rp9000 sehingga saya harus membayar Rp14.000. Artinya, ada selisih harga Rp3000 untuk porsi nasi dan lauk yang sama antara membeli paketan dengan membeli terpisah. 

Sepekan berikutnya, saya membeli lauk tumis pare teri medannya saja, tanpa nasi dan ditarif seharga Rp8000. Saya juga pernah membeli nasinya saja dan ditarif harga Rp5000. 

Itu berarti bila saya membeli nasi dengan lauk terpisah selisihnya sama, yakni Rp3000. Tapi mengapa nasinya tidak ditarif harga Rp2000 jika membelinya di luar dari paket hemat untuk menggenapi harga beli lauknya yang terpisah? Di sini ketidaklogisan yang saya maksud. Kemudian ketika saya pernah mengetahui jawabannya mengapa demikian, jawabannya identik dengan penjual pempek, "Itu sudah ketentuan dari sananya". Bagaimana dengan kenaikan PPN 12 persen? 

Dengan penerapan PPN 12 persen, hitungan kenaikan tarif pajaknya otomotis dan berdasar hitungan sederhana, kenaikannya hanya 1 persen. Tetapi bila melihatnya dari perspektif kenaikan persentase pajaknya, bukan harga barangnya, maka ada yang menyebut kenaikannya ada di angka 9 persen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun