Langkah pertama yang saya lakukan adalah berolahraga secara rutin, minimal 30 menit setiap hari. Tidak harus berat; kadang cukup jalan cepat, pemanasan ringan, atau bersepeda statis di rumah. Pada saat sibuk, 15 menit latihan intensitas tinggi dengan laripun sudah cukup, asal dilakukan secara konsisten.
Hasilnya sungguh nyata. Tubuh terasa lebih segar, tidur menjadi lebih nyenyak, dan saya hampir tak pernah lagi jatuh sakit. Olahraga terbukti membantu menuju berat badan ideal, memperkuat tulang dan otot, menyehatkan jantung, serta meningkatkan daya ingat dan kekebalan tubuh. Yang tak kalah penting, aktivitas fisik juga melepaskan hormon endorphin; "hormon bahagia" yang mampu mengusir stres dan memperbaiki suasana hati.
2. Pola Makan Seimbang: Nutrisi yang Menghidupkan
Perubahan kedua yang saya lakukan adalah mengatur pola makan. Saya mulai memperbanyak konsumsi sayur dan buah segar yang kaya antioksidan, vitamin, dan serat. Kombinasi ini mampu memperlambat penuaan dini, meregenerasi sel, serta menjaga elastisitas kulit agar tetap sehat dan segar.
Air putih pun tak kalah penting. Saya membiasakan diri untuk minum minimal delapan gelas per hari agar metabolisme tetap lancar dan tubuh tidak dehidrasi. Kebiasaan sederhana ini memberikan dampak besar terhadap vitalitas tubuh dan kejernihan pikiran.
3. Kesehatan Mental: Kunci Bahagia di Usia Pra-Lansia
Satu hal yang sering diabaikan oleh banyak orang adalah kesehatan mental. Di usia pra-lansia, banyak yang mulai merasa kesepian karena anak-anak sudah mandiri, pasangan sibuk, atau lingkar sosial semakin menyempit. Kondisi ini bisa memicu stres, bahkan depresi, jika tidak segera diatasi.
Saya belajar untuk tidak membiarkan diri terjebak dalam kesepian. Saya mulai meluangkan waktu untuk melakukan hobi yang dulu terlupakan; menulis, membaca, travelling, fotografi dan bergabung dengan komunitas positif.Â