Dari Puncak Andong dengan penuh kehati-hatian saya melewati gerbang tanjakan mesra. Kemudian meniti Jembatan Setan yang lebar jalan hanya 50 centi meter saja dengan jurang di kanan kiri. Berjalan dengan terpaan angin yang sangat kencang, membuat adrenalin naik beberapa step.
Kekecewaan berfoto di tugu puncak tertinggi, terobati dengan adanya tugu penanda di Puncak Alap-alap. Meskipun tidak berada di puncak tertinggi, momen pendakian pertama saya bisa saya abadikan. Menjadi pengalaman tersendiri.
Pada saat saya jalan naik, saya sudah berpikir bagaimana nanti turun dari puncak. Benar saja, turun dari puncak Alap-alap saya memilih turun melalui jalur Pendem. Ternyata jalurnya berbeda dengan Jalur Pendakian dari Sawit. Jalan tanah sedikit berbatu dan kerikil hampir saja menimbulkan insiden. Saya hampir tergelincir dan jatuh terjerembab. Bersyukur dengan berlari kecil, saya bisa menguasai diri. Melewati pos tiga hingga pos satu Pendem dalam waktu 50 menit.
Perjalanan di Gunung Andong terasa menyenangkan. Di sepanjang jalur, mata dimanjakan dengan pemandangan ladang sayur milik warga, pepohonan pinus, serta udara yang segar. Suasana pedesaan di kaki gunung menambah kehangatan pengalaman mendaki di tempat ini. Sedangkan pada saat perjalanan naik pendaki bisa menyaksikan Merapi dan Merbabu di kejauhan.
Dengan tiket masuk sekitar Rp21.000 untuk pendaki lokal dan Rp50.000 bagi wisatawan mancanegara, Gunung Andong termasuk destinasi yang sangat terjangkau. Namun jangan salah, keindahan yang ditawarkan tidak kalah dengan gunung-gunung tinggi di Indonesia.
Pendaki bisa membawa pulang bukan hanya foto-foto indah, tetapi juga kenangan tentang keheningan alam, tawa teman-teman seperjalanan, dan rasa kagum yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Gunung Andong bukan hanya sekadar tempat wisata alam, tetapi juga ruang refleksi. Di puncaknya, banyak orang menemukan kembali makna keheningan, ketenangan, dan rasa syukur. Tak sedikit pendaki yang datang bukan untuk menaklukkan puncak, melainkan untuk menenangkan hati dan menyatu dengan alam.
Magelang patut berbangga memiliki Gunung Andong; gunung kecil dengan pesona besar. Setiap langkah menuju puncaknya seperti mengajarkan kita untuk berhenti sejenak, menghirup napas dalam-dalam, dan mensyukuri betapa indahnya bumi yang kita pijak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI