Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Music freak

Perempuan biasa yang suka musik, dolan, jajan, dan motoran. Sesekali motret sawah, gunung, dan lautan. Lalu berlari mencari matahari pagi hingga senja

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Gunung Andong: Surga Kecil yang Dirindukan

8 Oktober 2025   13:51 Diperbarui: 8 Oktober 2025   17:06 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puncak Andong 1726 mdpl. Foto: Ummi Azzura

Dari Puncak Andong dengan penuh kehati-hatian saya melewati gerbang tanjakan mesra. Kemudian meniti Jembatan Setan yang lebar jalan hanya 50 centi meter saja dengan jurang di kanan kiri. Berjalan dengan terpaan angin yang sangat kencang, membuat adrenalin naik beberapa step.

Jembatan Setan. Foto: Ummi Azzura
Jembatan Setan. Foto: Ummi Azzura

Kekecewaan berfoto di tugu puncak tertinggi, terobati dengan adanya tugu penanda di Puncak Alap-alap. Meskipun tidak berada di puncak tertinggi, momen pendakian pertama saya bisa saya abadikan. Menjadi pengalaman tersendiri.

Puncak Alap-alap 1692 mdpl. Foto: Ummi Azzura
Puncak Alap-alap 1692 mdpl. Foto: Ummi Azzura

Pada saat saya jalan naik, saya sudah berpikir bagaimana nanti turun dari puncak. Benar saja, turun dari puncak Alap-alap saya memilih turun melalui jalur Pendem. Ternyata jalurnya berbeda dengan Jalur Pendakian dari Sawit. Jalan tanah sedikit berbatu dan kerikil hampir saja menimbulkan insiden. Saya hampir tergelincir dan jatuh terjerembab. Bersyukur dengan berlari kecil, saya bisa menguasai diri. Melewati pos tiga hingga pos satu Pendem dalam waktu 50 menit.

Menuruni Puncak Andong melalui jalur Pendem. Foto: Ummi Azzura
Menuruni Puncak Andong melalui jalur Pendem. Foto: Ummi Azzura

Perjalanan di Gunung Andong terasa menyenangkan. Di sepanjang jalur, mata dimanjakan dengan pemandangan ladang sayur milik warga, pepohonan pinus, serta udara yang segar. Suasana pedesaan di kaki gunung menambah kehangatan pengalaman mendaki di tempat ini. Sedangkan pada saat perjalanan naik pendaki bisa menyaksikan Merapi dan Merbabu di kejauhan.

Dengan tiket masuk sekitar Rp21.000 untuk pendaki lokal dan Rp50.000 bagi wisatawan mancanegara, Gunung Andong termasuk destinasi yang sangat terjangkau. Namun jangan salah, keindahan yang ditawarkan tidak kalah dengan gunung-gunung tinggi di Indonesia.
Pendaki bisa membawa pulang bukan hanya foto-foto indah, tetapi juga kenangan tentang keheningan alam, tawa teman-teman seperjalanan, dan rasa kagum yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Gunung Andong bukan hanya sekadar tempat wisata alam, tetapi juga ruang refleksi. Di puncaknya, banyak orang menemukan kembali makna keheningan, ketenangan, dan rasa syukur. Tak sedikit pendaki yang datang bukan untuk menaklukkan puncak, melainkan untuk menenangkan hati dan menyatu dengan alam.

Magelang patut berbangga memiliki Gunung Andong; gunung kecil dengan pesona besar. Setiap langkah menuju puncaknya seperti mengajarkan kita untuk berhenti sejenak, menghirup napas dalam-dalam, dan mensyukuri betapa indahnya bumi yang kita pijak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun