Mohon tunggu...
Amos Sumbung
Amos Sumbung Mohon Tunggu... Wiraswasta - bekerja disebuah CSO dan menjalankan bisnis kopi kecil-kecil di Manokwari.

Suka jalan-jalan terutama gratisan (kerja sambil jalan)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Horor di Toraja

9 April 2015   10:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:20 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Toraja, mendengar namanya pasti yang terlintas di benak kita adalah budaya dan rumah adatnya yang unik. Tapi yang paling terkenal adalah pesta adat rambu solo nya, pesta pemakaman. Ada banyak hal yang unik sejak seseorang meningal dimana orang yang meninggal bisa disimpan di dalam rumah selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Lanjut lagi saat acara pemakaman biasanya memakan waktu sampai 3 hari sebelum berakhir di kuburan. Dahulu kala kuburan di Toraja sangat unik yakni menggunakan goa atau batu yang yang dipahat hingga membentuk goa berbentuk persegi empat.  hal semacam inilah yang menjadi daerah wisata saat ini seperti di Ketekesu, Londa, Lo’ko Mata atau di Kambira.

Tapia ada lagi satu wisata ‘horor’ yang jarang terekspos dan kurang terkenal . Saya sendiri selaku Toraja Perantau jarang menemukan monen yang satu ini. Begitu pula dengan lokasi-lokasi dan waktu dimana moment langkah ini bisa di temukan di Toraja.

“Ma’nene” sebutan dalam Bahasa toraja biasanya dilakukan setiap bulan Agustus di Pangala Toraja Utara. Seperti yang dilaksanakan dalam 2 hari belakangan di Pangala’ di bulan Agustus 2014. Ma’nene adalah ritual mengeluarkan mayat dari kuburan untuk sekedar mengganti pakaian mayat atau untuk mengganti kuburan yang sudah terlampau lama . Mayat yang dikeluarkan dari kuburan adalah mayat yang sudah dikubur puluhan tahun, ada yang 20 tahun ada juga yang 30 tahun bahkan ratusan. Mungkin juga bertujuan untuk mengobati rasa kangen keluarga yang sudah ditinggalkan.

Ma’nene biasannya dilakukan setelah panen padi. Masyarakat Toraja meyakini jika Ma’nene dilakukan saat padi belum dipanen, maka hasil panen akan tidak maksimal bahkan ada kemungkinan gagal panen.  Bagi anda yang ingin menyaksikan langsung bisa datang langsung di Pangala’ setiap bulan Agustus tapi dengan catatan tidak setiap tahun ada acara Ma’nene.

Berikut beberapa foto Ma’ nene yang dilakukan di Poka, Pangala, Toraja Utara.

1428548368630345626
1428548368630345626

Tulisan ini sudah usang :) sebuah tulisan yang saya posted pada blog pribadi saya pada 26 agustus 2014. hanya saja saya belum punya tulisan baru yang ingin di share di kompasiana. Semoga selanjutnya saya bisa berbagi cerita dari tumah kedia saya saat ini #papua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun