Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Inilah 4 Motif Demo Pasca HUT RI ke-80

2 September 2025   20:18 Diperbarui: 2 September 2025   20:18 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aksi unjuk rasa memprotes kebijakan yang menguntungkan anggota DPR (Sumber: Detik.com)

Fenomena ini menyisakan pertanyaan reflektif: sejauh mana rakyat benar-benar memiliki kontrol atas narasi yang mereka jalani? Ataukah mereka hanya pion dalam permainan besar perebutan kekuasaan? Demokrasi tampak hidup, tetapi roh partisipasinya justru makin rapuh ketika suara rakyat dikooptasi oleh skenario politik.

Membaca peristiwa ini, kita dipaksa menyadari bahwa demokrasi tidak bisa hanya diukur dari jumlah massa di jalan atau riuhnya perdebatan di media. Demokrasi sejati hanya mungkin hadir jika rakyat punya akses penuh pada informasi yang jernih, ruang aspirasi yang otentik, dan narasi yang tidak selalu diarahkan oleh elite. Tanpa itu semua, yang tersisa hanyalah amuk massa dan desain narasi---sebuah demokrasi yang bising tapi kosong.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun