Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Refleksi Kedaulatan Pangan di Bulan Kemerdekaan

4 Agustus 2025   14:55 Diperbarui: 5 Agustus 2025   08:39 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi petani dengan padi di sawah (Sumber: Antaranews.com)

Jalan Panjang Menuju Kedaulatan: Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kedaulatan pangan adalah cita-cita besar yang membutuhkan strategi menyeluruh dan kolaborasi lintas sektor. Pemerintah harus berani membuat terobosan kebijakan yang tidak hanya berorientasi pasar, tetapi juga berpihak pada produksi lokal dan perlindungan petani. UU Pangan No. 18 Tahun 2012 sebenarnya telah menegaskan prinsip kedaulatan pangan, namun implementasinya masih jauh dari optimal.

Salah satu langkah krusial adalah memperkuat kelembagaan petani melalui koperasi dan komunitas pangan. Dengan skema ini, petani bisa memiliki daya tawar lebih tinggi, mengatur distribusi secara mandiri, dan menekan dominasi tengkulak. Selain itu, pemerintah perlu membenahi tata niaga pangan agar harga di tingkat petani lebih adil dan stabil.

Di sisi pendidikan, perlu ada kurikulum yang mendorong kesadaran pangan sejak dini. Anak-anak harus diajarkan tentang pentingnya tanah, proses produksi pangan, serta keberagaman sumber pangan lokal. Sekolah bisa menjadi laboratorium kecil untuk menanam, mengolah, dan memahami siklus pangan yang berkelanjutan.

Peran ibu rumah tangga, influencer kuliner, dan tokoh masyarakat juga tak kalah penting. Mereka bisa mengembalikan kebanggaan terhadap pangan lokal melalui kampanye masak sehat, lomba kuliner tradisional, atau edukasi daring. Di era digital, narasi pangan lokal harus dilawan dengan cara yang kreatif dan membumi.

Yang terpenting, kita semua bisa memulai dari diri sendiri. Dari pasar yang kita kunjungi, produk yang kita beli, dan makanan yang kita sajikan untuk keluarga. Gerakan kecil ini, jika dilakukan berjamaah, bisa menjadi kekuatan besar untuk memulihkan kemerdekaan pangan Indonesia.

Kemerdekaan yang Bisa Dicicipi

Kemerdekaan sejati bukan sekadar pengakuan politik, tetapi kenyataan hidup sehari-hari. Ketika rakyat bisa makan dari hasil tanahnya sendiri, ketika petani dihargai, dan ketika pangan lokal dihormati, saat itulah kemerdekaan benar-benar terasa di lidah, perut, dan hati.

Indonesia sudah merdeka secara hukum, namun dalam hal pangan, perjuangan masih panjang. Namun kita tidak perlu menunggu revolusi besar. Perubahan bisa dimulai dari dapur rumah, meja makan, dan pasar-pasar lokal di kampung halaman.

Mari jadikan 17 Agustus bukan hanya perayaan bendera dan lomba, tetapi juga titik tolak untuk merdeka secara pangan. Karena bangsa yang kuat dimulai dari rakyat yang bisa mencukupi makanan mereka dari tanahnya sendiri.

Depok, 4/8/2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun