Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengapa Negara Masih Abai Memenuhi Hak Anak atas Pangan Sehat?

25 Juli 2025   07:37 Diperbarui: 25 Juli 2025   14:44 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi logo Hari Anak Nasional 2025 (Sumber: Kemen PPPA via Kompas.com)

Terakhir, indikator keberhasilan pembangunan nasional harus mulai memasukkan parameter pemenuhan gizi dan hak anak secara eksplisit.

Tidak cukup hanya mengukur pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur, melainkan juga sejauh mana anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan bahagia. Tanpa indikator ini, gagasan "Anak Hebat, Indonesia Kuat" akan terus jadi slogan kosong tanpa pijakan nyata.

 

Penutup

Jika negara sungguh-sungguh ingin menciptakan generasi emas 2045, maka pembangunan harus dimulai dari piring makan anak hari ini.

Tidak akan pernah lahir "anak hebat" dari tubuh yang lemah karena kekurangan gizi. Dan tidak akan tercipta "Indonesia kuat" jika jutaan anaknya tumbuh dalam kelaparan struktural yang dibiarkan terus-menerus tanpa solusi sistemik.

Momentum Hari Anak Nasional seharusnya menjadi cermin evaluatif, "apakah negara benar-benar hadir menjamin hak anak atas pangan sehat? Atau kita hanya pandai membuat tema besar, namun gagal memperbaiki dapur-dapur kecil keluarga miskin di seluruh pelosok Indonesia? 

Kini saatnya negara berhenti berjanji dan mulai bertindak, sebab masa depan tidak dibangun oleh retorika, melainkan oleh anak-anak yang diberi makan bergizi, dididik dengan kasih, dan dilindungi hak-haknya.

Mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045 bukan pekerjaan masa depan, melainkan tugas hari ini. Tugas yang dimulai dari memastikan setiap anak, siapa pun dia dan di mana pun dia tinggal, bisa tumbuh sehat dengan gizi yang layak.

Sebab anak hebat hanya mungkin lahir dari perut yang bergizi, pikiran yang cerdas, dan hak yang dihormati. Itulah makna sejati dari "Anak Hebat, Indonesia Kuat."

Depok, 25/7/2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun