Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hari Ketiga Puasa: Titik Awal Tingkatkan Kualitas Ibadah

3 Maret 2025   08:57 Diperbarui: 3 Maret 2025   12:55 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tadarus di masjid pada malam Ramadan (Sumber: Antarafoto.com)

Apa kabar para shaimin dan shaimah pada hari ketiga puasa ini? Insya Allah hari ini kita semua berada dalam lindungan Allah dan selalu mendapat rahmat dan kasih sayang-Nya hingga waktu berbuka tiba nanti. Bagaimana dengan kondisi tubuh selama tiga hari puasa ini, apakah sudah bisa beradaptasi dengan sempurna? Apa yang sebaiknya dilakukan agar puasa ketiga ini bisa dilalui penuh makna?

Orang-orang yang berpuasa tentunya memiliki kemampuan fisik yang berbeda-beda dalam beradaptasi dengan perubahan kondisi eksternal yang drastis seperti ketika menghadapi puasa Ramadan. Sambil menyesuaikan kemampuan adaptasi tubuh kita masing-masing di hari ketiga ini, alangkah baiknya kita juga mulai menyusun agenda baru yang bersifat spiritual dalam rangka menyelami makna dan hakikat puasa Ramadan.

Kita semua tahu bahwa Ramadan selalu membawa suasana yang berbeda dibanding bulan-bulan lainnya. Dua hari pertama masih menjadi masa adaptasi, di mana tubuh mulai menyesuaikan dengan pola makan dan tidur yang berubah, sementara pikiran masih mencari ritme terbaik untuk menjalani ibadah dengan khusyuk. Namun, ketika memasuki hari ketiga, fase adaptasi mulai lebih stabil. Inilah momen yang tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah agar Ramadan benar-benar memberikan dampak spiritual yang lebih besar.

Baca juga: Dear Ramadan, Tahun Ini Aku Akan Lebih Baik Lagi

Penting untuk diketahui bahwa hari ketiga bukan sekadar angka dalam hitungan hari puasa, tetapi bisa juga menjadi titik balik dalam membangun konsistensi ibadah. Jika di hari pertama dan kedua masih terasa berat untuk tadarus, tarawih, atau berdzikir lebih khusyuk, maka hari ketiga bisa dijadikan awal yang baik untuk menjadikan ibadah sebagai kebiasaan yang berkelanjutan. Mulai hari ini tanamkan ke dalam pikiran bahwa Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus lagi, tetapi juga momentum memperbaiki diri dan memperdalam hubungan dengan Allah.

Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan adalah tadarus Al-Qur'an. Banyak dari kita sudah memiliki target untuk khatam setidaknya sekali dalam bulan puasa ini. Sekarang adalah waktu yang ideal untuk mengevaluasi apakah ritme membaca Al-Qur'an sudah berjalan dengan baik atau masih perlu diperbaiki.

Jika selama dua hari pertama belum bisa membaca dengan konsisten, maka hari ini bisa menjadi awal untuk mendisiplinkan diri. Caranya bisa dengan menentukan jumlah halaman yang dibaca setiap hari atau mengalokasikan waktu khusus untuk tadarus. Cara ini akan membantu mencapai target dengan lebih mudah.

Perlu diingat juga bahwa tadarus bukan sekadar melafalkan ayat, tetapi juga merenungkan maknanya. Artinya, selain membaca, memahami isi Al-Qur'an juga penting di dalam Ramadan ini. Membaca terjemahan atau tafsir bisa menjadi cara untuk lebih menghayati pesan-pesan yang terkandung dalam kitab suci.

Dengan memahami maknanya, ayat-ayat Al-Qur'an akan lebih melekat dalam hati dan lebih mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya teringat dengan pesan dari seorang ustad ketika menyampaikan kultum di masjid kami pada tarawih kedua.

Menurutnya, untuk menjadikan al-Qur'an sebagai petunjuk hidup, kita pahami makna satu ayat saja dulu setelah mengetahui artinya. Fokuskan pada pesan yang hendak Allah sampaikan dengan menjadikannya sebagai perilaku sehari-hari. Insya Allah, Allah akan menuntun pikiran dan perbuatan kita kepada makna ayat-ayat lain yang terhubung langsung dengan hidup kita.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun