Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Toleransi Adalah Tiangnya Islam Rahmatan Lil 'Alamin

31 Maret 2024   04:44 Diperbarui: 31 Maret 2024   08:38 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kehidupan masyarakat Arab di zaman Nabi Muhammad SAW (Sumber: Sindonews.com)

Rasulullah sendiri mencela siapa pun yang menzalimi orang non-Muslim yang tinggal di negerinya. Siapa pun yang menzalimi mereka maka Nabi akan menjadi musuhnya pada hari kiamat. Beliau menunjukkan kesabaran, kebaikan hati, dan sikap yang inklusif dalam memperlakukan orang-orang yang berbeda keyakinan atau suku dengan cara yang penuh kasih sayang dan hormat.

Untuk memperkaya tema Ramadan bercerita 2024 ini, Saya juga ingin mengetengahkan sifat toleran Rasulullah SAW sebagai pribadi Muslim, selain kedudukannya sebagai pemimpin umat Islam. Dalam beberapa momen pribadi, Nabi selalu memperlakukan Ahli Kitab dari Yahudi dan Nasrani dengan hormat dan mulia. Nabi menerima hadiah dari mereka dan juga memberikan hadiah kepada mereka. Bahkan, Nabi menjenguk jika ada di antara mereka yang sakit.

Nabi pernah menerima rombongan kaum Nasrani Bani Najran di dalam masjid selepas salaa Asar. Mereka masuk masjid dan salat di sana. Nabi tidak melarang mereka salat, malah Nabi sendiri yang melarang orang-orang yang hendak melarang rombongan ini salat di dalam masjid.

Contoh lainnya, suatu hari jenazah seorang Yahudi lewat di depan Nabi. Lalu beliau berdiri. Para sahabat berkata, "Itu adalah jenazah Yahudi!," beliau menjawab, "Bukankah dia juga manusia?" Nabi Muhammad SAW juga diriwayatkan pernah mengeluarkan sedekah kepada keluarga orang Yahudi, dan menjenguk orang Yahudi lalu beliau mengajaknya untuk masuk Islam hingga dia masuk Islam.

Dalam sebuah hadis, Al-Bukhori meriwayatkan, ketika Rasulullah SAW wafat, baju perangnya masih digadaikan kepada orang Yahudi untuk memberi nafkah keluarganya. Beliau hanya ingin memberikan pelajaran kepada umatnya, bahwa beliau menerima hadiah dari non-Muslim, selama mereka tidak berbuat jahat dan makar, dalam keadaan damai maupun perang.

Penekanan Nabi Muhammad SAW terhadap toleransi dalam berbagai praktik baik tersebut mencerminkan upayanya untuk mewujudkan kedamaian dan ketenteraman masyarakat dengan segala perbedaannya. Sikap toleran mendorong sikap kasih sayang terhadap sesama umat manusia, pun sesama agama, juga mereka yang berbeda agama.


Piagam Madinah

Di tengah masyarakat kota Madinah yang multikultural dan sering terlibat konflik sosial, Nabi Muhammad terlibat secara aktif dalam mediasi dan penyelesaian konflik antara suku-suku Arab di jazirah Arab. Beliau menggunakan pendekatan yang penuh dengan toleransi dan kebijaksanaan untuk meredakan ketegangan antara pihak-pihak yang bertikai, dengan tujuan untuk mencapai perdamaian dan rekonsiliasi. Pendekatan yang paling cerdas adalah inisiatifnya menggunakan perjanjian tertulis, yaitu Mitsaq al Madinah atau Piagam Madinah.

Ilustrasi Piagam Madinah (Sumber: Eramuslim.com)
Ilustrasi Piagam Madinah (Sumber: Eramuslim.com)
Piagam Madinah atau juga dikenal sebagai Konstitusi Madinah merupakan tonggak penting dalam sejarah Islam yang mencerminkan prinsip toleransi yang dipraktikkan secara langsung oleh Rasulullah Muhammad SAW. Piagam Madinah dibuat tahun 622 Masehi setelah Hijrah (pindahnya Rasulullah dan para pengikutnya dari Makkah ke Madinah) dan menjadi landasan bagi pembentukan masyarakat Islam yang pertama di Madinah.

Dalam Piagam Madinah, Rasulullah SAW membentuk sebuah perjanjian antara suku-suku Arab dan kaum Muslimin yang tinggal di Madinah. Dokumen ini mengatur hubungan antara suku-suku tersebut dan menetapkan prinsip-prinsip dasar bagi masyarakat yang sedang berkembang di sana.

Salah satu aspek utama dari Piagam Madinah adalah penegasan prinsip toleransi terhadap semua agama dan suku. Dokumen ini menjamin kebebasan beragama bagi semua warga Madinah, termasuk kaum Muslimin, Yahudi, dan suku-suku Arab lainnya. Hal ini tercermin dalam pasal-pasal Piagam Madinah yang mengatur perlindungan terhadap hak-hak minoritas, penyelesaian konflik secara adil, serta kerja sama dalam menghadapi ancaman eksternal.

Dengan Piagam Madinah, Rasulullah SAW secara langsung membimbing umatnya untuk mempraktikkan toleransi, menghormati perbedaan, dan membangun masyarakat yang inklusif di Madinah. Rasulullah memberikan contoh nyata bagaimana prinsip toleransi diimplementasikan dalam praktik kehidupan sehari-hari, sebagai komitmen untuk membangun hubungan yang harmonis antara umat beragama yang berbeda, di tengah-tengah masyarakat Madinah yang multikultural.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun