Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - bukan penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seorang yang sedang terus belajar menulis agar tulisannya layak dinikmati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kenyataan

5 April 2020   22:30 Diperbarui: 5 April 2020   22:22 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustr: pinterest.co.uk

Kami dikelilingi lilin. Satu-satunya suara yang mampu kami dengar adalah angin dan itu terdengar seperti malaikat bernyanyi untuk kami.

Kemudian dia dengan anggun dan perlahan condong ke arah aku. Aku condong ke arah dia. Bibir kami bertemu .... ciumannya membisikkan ribuan kata.

Dia dengan lembut dan romantis membelai seluruh tubuhku. Anehnya aku tidak gugup. Aku sungguh-sungguh sangat tenang. Tidak ada pikiran apa pun di pikiranku. Tidak ada yang lain selain dia.

Saat kami perlahan rebah ke tempat tidur. Aku berharap malam ini tidak akan pernah berakhir. Dia hanya memelukku erat. Aku menutup mata. Yang aku lihat adalah dia dan aku di masa depan. Masih saling berpegangan, tidak ingin melepaskannya. Tidak mau.

Lalu tiba-tiba aku membuka mata. Dia tidak lagi memegang aku. Dia tidak lagi bersama aku. Aku sendirian di kamarku. Sendiri di tempat tidurku. Apakah itu semua hanya mimpi? Tetapi bagaimana itu bisa terjadi? Sangat nyata!

Aku merasa dia tepat di sebelahku. Aku menutup mata dengan cepat berharap ketika aku membukanya dia akan berada di sisiku. Saat aku membukanya, hanya aku sendiri di tempat tidurku.

Mengapa mimpi harus begitu sempurna? Sangat nyata? Mengapa mimpi harus sangat menyakitkan ketika kembali ke kenyataan?

Tidak ada yang bisa aku lakukan sekarang selain tidur kembali dan memiliki mimpi yang lebih nyata?

***
Solo, Minggu, 5 April 2020. 10:11 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun