Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - bukan penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seorang yang sedang terus belajar menulis agar tulisannya layak dinikmati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Awan Menangis

15 Februari 2020   13:26 Diperbarui: 15 Februari 2020   13:36 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

langit biru yang cerah
menjadi pucat dalam kebingungan
awan menangis
karena alasan yang tidak diketahui

air mata mengalir ke bawah
pipi ibu alam
tubuh daun menari
bersama dengan udara dingin

aroma hujan segar yang manis
yang membersihkan panasnya
sore yang kering
udara berhembus dengan lembut
meniup awan kapas
menutupi kejahatan dan panas
dari matahari yang nakal

air menyentuh tanah
dan di atas rumput kering
tetes hujan menghujani
jelek dan bersalah

suara yang menenangkan
ombak lautan bercampur
dengan aroma hutan tropis
lagu yang damai

adegan yang bagus sebagai tanaman
menyerap keajaiban satu tetes hujan
sungai terbentuk di jalan
rumput bernyanyi dan bergoyang
untuk keajaiban air
daun bebas berenang di udara
dan menikmati kesegaran
hujan

***
Solo, Sabtu, 15 Februari 2020. 1:00 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
pepnews

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun