Mohon tunggu...
Sukma Putri Utami
Sukma Putri Utami Mohon Tunggu... Guru - Guru

Masih belajar untuk menulis dengan benar. Ingin menulis untuk meluaskan kesadaran baik, khususnya dalam topik pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengajarkan Konsep Pengurangan bagi Anak Berkebutuhan Khusus

5 April 2024   22:41 Diperbarui: 5 April 2024   22:49 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dikreasikan sendiri menggunakan canva.com

Selama saya mengajar numerasi bagi anak berkebutuhan khusus (abk), slow-learner, atau yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, konsep pengurangan kerap lebih menantang daripada konsep penjumlahan. Apalagi, pengurangan yang sudah melibatkan bilangan-bilangan besar. Akan tetapi, bukan berarti konsep pengurangan ini tidak mungkin untuk diajarkan. Kuncinya adalah menyesuaikan dengan karakteristik siswa. Berikut beberapa inspirasi teknik mengajar yang dapat membantu siswa abk slow-learner memahami konsep pengurangan.

1. Mengajarkan Hitung Mundur Menggunakan Garis Bilangan di Lantai

Tahap pertama dari mengajarkan pengurangan adalah mengajarkan konsep hitung mundur. Hitung mundur akan membantu siswa membayangkan angka sebelumnya yang telah dikurangkan. Cara mengajarkan hitung mundur menggunakan garis bilangan di lantai, yaitu tempel bilangan di lantai secara berurutan, misalnya 1-10.

Guru dan siswa ingin mengoperasikan soal pengurangan 5-2, maka minta siswa berdiri di atas bilangan 5 (lima) lalu mundur 2 (dua) langkah sehingga sampai pada bilangan 3 (tiga) , jadi 5-2=3.

Apabila siswa sulit membayangkan angka yang tidak terlihat ketika berjalan mundur, maka susunan bilangan di lantai dapat dibuat menyamping. Bilangan terkecil berada di sisi kiri. Misalnya, untuk soal pengurangan yang sama, minta siswa berdiri di atas bilangan 5 (lima) lalu berjalan ke samping kiri 2 (dua) langkah sehingga sampai pada bilangan 3 (tiga), jadi 5-2=3.

2. Mengajarkan Hitung Mundur Menggunakan Garis Bilangan

Pengajaran hitung mundur mirip seperti cara sebelumnya. Akan tetapi, kali ini menggunakan media yang berbeda yaitu garis bilangan di kertas dan pion. Cara bermainnya juga mirip. Misalnya, 5-2. Tempatkan pion pada bilangan 5 (lima), lalu mundur ke samping sebanyak dua bilangan sehingga sampai pada bilangan 3 (tiga), jadi 5-2=3.

Dikreasikan sendiri menggunakan canva.com
Dikreasikan sendiri menggunakan canva.com

3. Menggunakan Benda Konkrit

Anak berkebutuhan khusus akan lebih mudah memahami suatu konsep jika hal yang diajarkan dapat dilihat bahkan mungkin dirasakan. Hal ini akan membantu mereka membayangkan atau mensimulasikan (mengabstraksi) pemahaman tersebut di dalam pemikiran mereka. Ketika mengajarkan pengurangan, guru dapat memanfaatkan benda-benda konkrit yang bisa dipegang oleh siswa, misalnya manik-manik, pom-pom, dan mainan lego. 

Contoh cara pengajaran menggunakan benda konkrit, yaitu ketika mengoperasikan pengurangan 5-2 menggunakan pom-pom. Ambil 5 (lima) pom-pom lalu minta anak menghitungnya. Kemudian, ambil 2 (dua) pom-pom (sambil menghitung dua pom-pom) dari lima pom-pom yang ada dan minta anak menghitung sisanya.

fantasticfunandlearning.com
fantasticfunandlearning.com

4. Menggunakan Lego Susun

Buatlah lego susun yang telah diberi label urutan angka. Misalnya 1-10. Kemudian, guru ingin mengajarkan operasi pengurangan 6-3. Caranya, ambil 6 (enam) lego susun. Angka terkecil (lego 1) harus berada di bagian bawah (susun vertikal) atau di sebelah paling kiri (susun horizontal). 

Kemudian, minta siswa untuk menghitung lego yang masih lengkap (enam lego) dari bawah ke atas atau dari kiri ke kanan, tergantung susunan lego. Untuk mengurangkan 3 (tiga), minta siswa ambil 3 (tiga) lego dari atas (jika disusun vertikal) atau 3 (tiga) lego dari kanan (jika disusun horizontal). Hitung sisa lego setelah dikurangkan.

Dikreasikan sendiri menggunakan canva.com
Dikreasikan sendiri menggunakan canva.com
Dikreasikan sendiri menggunakan canva.com
Dikreasikan sendiri menggunakan canva.com

Jangan lupa apresiasi dan hargai proses belajar siswa!

Kecerdasan mungkin ditentukan secara genetik, namun dengan stimulus yang terus menerus tentunya akan memberikan dampak baik bagi perkembangan anak dalam waktu panjang. 

Mengutip dari Prof. Frieda Mangunsong dalam Buku Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Jilid I "belajar dan berkembang dapat terjadi seumur hidup bagi semua orang, jadi siapapun dapat mempelajari sesuatu" (2014). Oleh karena itu, apresiasi terhadap usaha siswa apapun karakteristiknya merupakan praktik baik bagi proses belajar siswa!

Semoga beberapa contoh teknik mengajar di atas dapat menjadi inspirasi bagi praktik baik di kelas. Selamat mencoba!

Referensi Kutipan:

Mangunsong, Frieda. 2014. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Jilid I. Diterbitkan oleh LPSP3 UI di Depok, Jawa Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun