Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Genderuwo

13 Agustus 2021   08:05 Diperbarui: 13 Agustus 2021   08:45 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berkali ia melihat jam. Ia ingin melakukannya nanti sehabis tengah malam ketika tetangga tetangga sudah tidur. Akhirnya pak Dito tertidur.

Ketika bangun ia melihat jam sudah pukul 11.45 menit. Segera ia memulai tatiknya. Ia akan berakting sakit perut. Ia mengharap bu lurah akan menunjukkan toilet yang berada di luar rumah walaupun sebenarnya ia sudah diberi tahu oleh pak lurah. Kemudian ia akan berpura-pura masih sakit dan minta dikeroki. Nah setelah dapat berduaan dengan dekat di kamar, pak Dito akan melancarkan serangan asmara mautnya.

Berjingkat pelan pelan seperti kucing mendekati tikus yang akan menjadi mangsanya, ia menuju ke kamar bu lurah. Ternyata pintu kamar setengah terbuka. Berarti bu Lurah yang cantik itu memang memberinya kesempatan, pikirnya. Pelahan dan hati-hati ia memasuki  kamar. Dengan jantung yang berdebur lebih cepat mendekati sosok tubuh yang terbungkus selimut dari ujung kaki sampai ujung kepala. Pak Dito  ingin membangunkan bu lurah. Dengan duduk dipinggir tempat tidur,  tangannya menepuk tubuh yang tertutup selimut itu. Tubuh itu menggeliat sebentar dan membuka selimut yang menutupi kepala.

"Ada apa pak?"

Pak Dito ternganga dan terkejut bukan main. Ternyata sosok yang tertutup selimut itu adalah pak lurah.

Dengan tergagap pak Dito menjawab."Eh, anu pak lurah. Anuu...Saya ketakutan.  Sa..saya ketakutan. Ada gendruwo di kamar sebelah."

Pak Lurah menggeser tidurnya.

"Kalau begitu bapak tidur disini saja dengan saya. Kebetulan ibu tidur di kamar belakang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun