Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Sia-siakan Aminah

11 Agustus 2021   16:00 Diperbarui: 11 Agustus 2021   16:19 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selesai menyanyi Abu Sujak meraih karaben-nya bersiap untuk apel pagi.

 Kuikuti dia menuju halaman markas. Letnan Gunadi komadan pletonku sudah hadir di sana. Komandan yang membuat cinta dan harapanku menjadi puing.

Aku mundur walaupun aku sangat menyayanginya. Letnan  Gunadi adalah atasanku yang baik hati. Dia juga teman baikku sejak di PETA. Ah kubiarkan diriku menjadi pemuja yang tersembunyi. Biarlah Aminah bahagia dengan pilihannya.

Lamunanku terhenti ketika komandan dengan lantang memberi aba,"Pasukan.....BER...SIIIAAAAAP!"

Lalu pada upacara itu komandan TKR di benteng Van Den Brug, mayor Soeharto, memerintahkan semua pasukan untuk siap mempersiapkan diri untuk berangkat ke Magelang membantu pasukan TKR dan para pejuang Magelang untuk melawan tentara Inggris dan NICA.

Tentara sekutu yang mendarat di pelabuhan Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Pasukan Sekutu terdiri dari  Brigade Artileri Inggris dari Divisi India yang dipimpin oleh Brigadir Jendral Bethel. Gubernur Jawa Tengah Mr. Wongsonegoro menyambutnya dengan baik. Pada awalnya tentara sekutu hanya bermaksud untuk mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. Dan Brigadir Jendral Bethel berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Namun setelah mereka sampai di Ambarawa dan Magelang ternyata tentara NICA Belanda membonceng di belakangnya. Bahkan sekutu mempersenjatai para tawanan untuk memperkuat kedudukannya di Magelang.

Pada tanggal 26 Oktober 1945 tentara sekutu dan Nica membuat kekacauan. Mereka melucuti senjata para TKR. Rakyat marah. Tentara TKR resimen Magelang di bawah pimpinan letkol M Sarbini beserta para pejuang mengepung kota. Pertempuran di Magelang berkobar. Pasukanku datang mendahului induk pasukan TKR Yogyakarta untuk memperkuat TKR dan para pejuang di Magelang.

Kini aku tak menggunakan karabiner Mauser 98 lagi. Letnan Gunadi memberikan Stengun. Senapan otomatis kaliber 9 milimeter. Senapan ini cocok untuk pertempuran dalam kota. Dengan pemberian senapan ini membuat rasa cemburuku pada letnan Gunadi agak berkurang. Stengun ini siap memberondong tentara Inggris dan Nica.

Dalam pertempuran itu pasukan Sekutu terdiri dari tentara Ghurka dari kesatuan Ingris di India dan tentara Inggris asli dar satuan Artileri dan Angkatan Laut. Selebihnya adalah tentara NICA.

Pertempuran itu berlangsung siang dan malam selama enam hari. Pasukan Sekutu dan NICA terjepit di dalam kota. Dalam pertempuran itu sebetulnya tentara sekutu di Magelang sudah terdesak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun