Mohon tunggu...
Sukari Janto
Sukari Janto Mohon Tunggu... Strategic Analyst, Economist &; Columnist

History Enthusiastic

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mencermati Implikasi Ekonomi Libur Panjang 2025

25 Juni 2025   14:02 Diperbarui: 25 Juni 2025   11:12 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Banyaknya hari libur selain berdampak pada penurunan output produksi juga dinilai sangat berdampak pada indeks total factor productivity (TFP). Menurut temuan Cencus and Economic Information Center (CEIC), dalam kurun selama 11 (sebelas) tahun terakhir Indonesia mengalami penurunan tingkat pertumbuhan produktivitas tenaga kerja. Selama 2013-2023, indeks TFP tertinggi dicapai pada tahun 2013 sebesar 5,56 persen. TFP terendah terjadi pada tahun 2020 yakni minus 3,55 persen. Hal ini bisa dipahami karena pada 2020 Indonesia dan sejumlah kawasan global sedang dihantam pandemi covid-19 di mana terjadi penurunan drastis tingkat pertumbuhan ekonomi di hampir semua negara di dunia. Kemudian, terjadi peningkatan pada 2021 menjadi 1,65 persen, melesat kembali menjadi 2,0 persen pada 2022, namun di 2023 melemah kembali di angka 1,63 persen.

             Menurut laporan terakhir 2023 dari Asian Productivity Organization (APO) dalam APO Productivity Databook 2023, Indonesia telah mengalami penurunan TFP secara konsisten. Indeks TFP Indonesia berada pada posisi lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia lain seperti India, China, Vietnam, dan Thailand. Pada tahun 1980, indeks TFP Indonesia berada di angka 1,5 poin, kemudian turun menjadi 0,95 sejak 2014, dan terakhir di angka 0,8 poin pada tahun 2022.

Indeks TFP adalah ukuran efisiensi produksi yang menggabungkan input seperti tenaga kerja dan modal. Penurunan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam meningkatkan produktivitas nasional. Dari indikator CEIC, jujur diakui produktivitas Indonesia secara nasional memang lebih rendah dan sering kali menjadi sorotan. Sehingga dikhawatirkan jika terlalu banyak liburnya akan semakin menekan atau menahan pertumbuhan produktivitas ekonomi Indonesia. Penurunan produktivitas ini sangat berimplikasi pada pelayanan birokrasi, kesehatan, hingga sektor pendidikan kepada masyarakat karena kebijakan cuti bersama yang wajib dijalankan ASN.

            Demikian juga pada sektor swasta yang bersifat industri manufaktur yang menuntut adanya proses produksi secara terus-menerus akan tersendat karena adanya libur panjang. Tersendatnya proses produksi ini dapat mengakibatkan penurunan efisiensi dan peningkatan biaya operasional, yang pada gilirannya dapat menurunkan TFP. Di sisi lain, menurut catatan Bank Indonesia (BI), terjadi penurunan tipis pada aspek Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Dalam laporan per Agustus 2024 lalu, BI mencatat IKK terhadap kondisi ekonomi berada di level 123,5, turun tipis dari Agustus 2024 yang berada di angka 124,4. Sementara IKE dan IEK masing-masing turun 0,1 dan 1,8 persen. Adanya penurunan, khususnya pada aspek sub indeks IKE, menunjukkan rendahnya ekspektasi optimisme konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini. Sementara penurunan pada sub indeks prospek ekonomi jadi pertanda bahwa konsumen lebih berhati-hati dan mulai melihat tantangan jangka pendek yang berpotensi menekan aktivitas ekonomi.

            Dengan demikian, untuk mengantisipasi adanya penurunan produktivitas pemerintah perlu melakukan evaluasi rutin terhadap kebijakan hari libur dan cuti bersama untuk memastikan bahwa jumlah hari libur tidak berdampak negatif pada produktivitas. Analisis dampak ekonomi dari setiap hari libur tambahan perlu dilakukan secara menyeluruh.

Pemberlakuan libur nasional dan cuti bersama yang fleksibel dapat membantu mengurangi dampak negatif pada sektor-sektor tertentu. Misalnya, memberikan opsi kepada sektor-sektor yang membutuhkan operasi terus-menerus untuk mengatur sendiri jadwal cuti bersama mereka. Oleh karena itu, untuk mewujudkan ambisi besar pemerintah yang ingin meraih pertumbuhan ekonomi 8 persen aspek produktivitas merupakan komponen penting yang harus tetap dijaga pada kondisi top form, bukan?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun