Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Agen Mossad Itu Tawarkan Kerjasama

7 Desember 2012   14:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:02 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dan, tentu saudara Sigit tahu siapa Pavel Kracshak?"

Kembali Sigit mengerutkan keningnya. Apa ini? Wawancara atau apa? "Sebentar. Saya ingat-ingat dulu. Pavel Kracshak, pemain sepak bola, pernah bermain di klub Nottingham Forest dan Stoke City di Liga Inggris, juga pernah menjadi pemain klub Catania di Serie A Liga Italia. Setelah pensiun dari lapangan hijau dia berbisnis senjata. Dia disebut-sebut sebagai pedagang senjata terbesar di Eropa Timur. Kliennya adalah organisasi penting di Asia, Eropa juga Amerika Latin..."

Shlomo mengangguk. Wajahnya nampak puas. "Berarti saudara Sigit tahu kalau Pavel Kracshak sekarang berada di Indonesia?"

Sigit menatap Shlomo. Bagaimana dia bisa tahu? Tapi tentu saja dia tahu. Dia agen Mossad. "Iya. Kami mencium keberadaannya di Bali. Dalam sepekan terakhir dia berada di sebuah villa pribadi di Bogor," kata Sigit mengangkat bahunya. "Hanya itu yang saya tahu..."

Shlomo mengambil botol air mineral, mengguncangnya sebentar, dan berujar pelan. "Emmm... Berarti saudara Sigit belum tahu kalau Pavel kini memiliki Callysta 7 sebanyak 50 kilogram, dan berniat menjualnya ke penawar tertinggi?"

Sigit terdiam. Dia menatap Shlomo, mencari tanda-tanda bahwa si agen Mossad ini sedang bercanda. Namun melihat raut wajahnya, jelas Shlomo tidak sedang bercanda.

"Maaf, maksud Anda, Pavel Kracshak berniat melakukan transaksi, berniat menjual senjata biologis paling mematikan, dan itu dilakukan di sini, di Indonesia?"

Shlomo mengangguk.

"Ah, sekarang aku mengerti kenapa ada agen CIA dan MI6 di kafe yang sama dengan Anda. Itukah 'paket' yang dimaksud?"

Shlomo kembali mengangguk. Wajahnya nampak serius. Sangat serius. "Saya yakin, saudara Sigit bisa mengerti bahaya seperti apa yang bisa terjadi. Bayangkan jika Callysta 7 jatuh ke teroris yang berpikiran pendek. 5 kg Callysta 7 bisa membuat kota besar seperti London atau Washington menjadi kota hantu hanya dalam waktu setengah jam. Bahkan, teroris hanya membutuhkan 1 kg Callysta 7 untuk membuat Jerusalem dan seluruh wilayah Palestina menjadi daerah tanpa penghuni!!"

Sigit merasa tubuhnya merinding. Dari yang pernah dibacanya, Callysta 7 bekerja melalui udara. Jika terhirup, 5 detik kemudian  pernafasan akan terhenti dan dalam 15 detik selanjutnya siapapun yang menghirupnya akan tewas dengan mata, hidung dan telinga mengeluarkan darah!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun