Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Untaian Kecil Kenangkan Chairil Anwar

29 April 2020   00:26 Diperbarui: 29 April 2020   00:30 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
batam.tribunnews.com

1/
Bila tak satu puisi pun kau tulis hari ini
mengapa juga masih kau sebut diri penyair sejati

Tapi Chairil Anwar sudah lama pergi
tak mungkin kita berkawan dalam karya tinggi

Orang mematut diri untuk setampan ia berkata-kata
dalam untai puisi, dalam gerak nurani

Ancam mati muda tak membuatnya ciut
sekali waktu gelegak geraknya pantang dicabut

2/
Mengapa puisimu seolah lekat dengan nafas kematian
bahkan juga jejak 'cemara menderai sampai jauh'

Saat itu daun-daun setipis jarum serupa gerimis
menusuki tiap sendi dan akal, menunggu esok hari

Irama lagu serasa asing, lengang ditimang gamang
asap rokok mengepul, bibir hitam dilapis kumis

Dalam getar pena basah tinta, melintas 'Krawang-Bekasi'
Mereka bicara 'dalam hening malam sepi'

3/
Apa yang tersisa dari 27 tahun menapak jalan
terasa bagai 'unggun rimbun sajak' di rumahmu

Hari rembang petang, jalan berliku terasa jauh
pergolakan dan pergerakan menumbuh kebangsaan

Berapalah harga seuntai puisi, dalam kenang
tiga buku ditinggalkan, 70 judul puisi dari 96 karya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun