Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Membangunkan Sahur Pun Dibubarkan, Apalagi Balapan Liar dan Vandalisme

28 April 2020   00:33 Diperbarui: 28 April 2020   16:59 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
perilaku vandalisme corat-coret - nasional.kompas.com

Suasana bulan suci Ramadan tahun ini memang beda. Sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun lalu. Apa yang biasa dilakukan ditiadakan, apa yang menjadi kebiasaan dibubarkan.

Tidak mudah, dan memang harus agak memaksa. Ketentuannya memang hanya berupa imbauan, tetapi karena banyak orang yang bersikap tidak peduli, ditingkatkanlah menjadi larangan dengan beberapa kekecualian.

Physical distancing, jaga jarak aman, dan #dirumahaja diterapkan. Kekecualian terkait dengan distribusi bahan makanan, obat-obatan, orang sakit, dan beberapa keperluan genting lainnya.

Itu sebabnya industru terhenti, transportasi istirahat, pasar dan pertokoan umum tutup (kecuali terkait bahan makanan dan obat), tempat-tempat keramaian lain (kafe, karaoke, bioskop, bandara, rumah sakit pelayanan umum) berhenti beroperasi. Kegiatan ibadah pada rumah-rumah ibadah sebagian diganti secara online, sedangkan di ibadah di masjid dihentikan, termasuk salat wajib maupun salat jumat berjamaah.   

Larangan untuk membuat kerumunan, apapun alasan dan motifnya. Tak heran berbagai aktivitas yang mengundang  orang berkerumun dilarang. Termasuk kegiatan rutin jelang sahur, yaitu teriakan dan tetabuhan membangunkan orang yang biasanya dilakukan anak-anak muda.

*

Di kawasan Jakarta Utara sejumlah petugas gabungan TNI-Polri pada Ahad dini hari (26/4/2020) membubarkan kerumunan remaja yang sedang bersiap membangunakan warga. Ada beberapa titik kerumunan, rata-rata di pemukiman padat penduduk, salah satunya di area pengasinan ikan Muara Angke.

Remaja selalu tertarik pada kumpul-kumpul dan keramaian. Terlebih kegiatan lain apapun ditiadakan sama sekali. Maka kemarakan membangunan orang tidur, meski sekadar berteriak-teriak, bernyanyi-nyanyi, diiringi bunyi-bunyian dari suara tong ssampah, ember butut, botol kecap, dan besi, menarik perhatian dan minat mereka.

Itu sebabnya di kawasan padat penduduk tersebut terdapat beberapa kumpulan serupa. Petugas harus lebih gesit membubarkan mereka. Jika tidak maka daerah-darah lain di sekitarnya akan mengikuti hal yang sama.  Lalu diikuti kegiatan lain yang cukup merepotkan pihak keamanan, seperti tahun lalu, yaitu Sahur on The Road, dan hal lain semacam itu.

*

Ada remaja yang asyiknya main tetabuhan, bergaya kelompok musik parkusi, sambil berteriak-teriak sekeras-kerasnya "sahur -- sahur --sahur" membangunkan orang tidur. Ada pula sekelompok remaja yang memilih waktu yang sama untuk main kebut-kebutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun