Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Senin-Kamis, Jaga Stamina, dan Bertakwa

7 Mei 2019   23:46 Diperbarui: 8 Mei 2019   00:22 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puasa Ramadhan itu bukan hanya menghentikan kegiatan makan-minum dan persuami-isterian, tetapi bahkan semua indera tubuh wajib berpuasa pula. pikiran terutama tidak boleh melayang ke mana-mana, liar tak terkendali. Maka orang-orang yang berpuasa itu dalam Al Qur'an disebut sebagai orang-orang yang beriman. Nah, kalai keimanan saja masih kurang meyakinkan, maka tujuan puasa Ramadhan untukmenjadi oang yang bertakwa dapat dipertanyakan keberhasilannya.

Jangan sampai setelah sebulan penuh meerasa diri m\lembali menjadi fitri, atau suci, padahal ternyata yang didapat hanya lapar dan dahaga, tanpa pahala sama sekali.

* 

Ada banyak cara menjaga stamina agar tetap terjaga saat menjalankan puasa. Berikut tips menjaga stamina tubuh aagar tidak lemas-loyo dan malas:

Pertama, pilih makanan yang sehat, yaitu makanan yang banyak mengandung vitamin, mineral, serat, dan lainnya. Tujuannya agar Asupan gizi yang diperlukan selama berpuasa terpenuhi dengan baik. Kedua, kurangi makanan yang mengandung banyak minyak dan lemak. Gorengan, apapun bahananya, menjadi makanan yang enak disantap tetapi sangat tidak sehat.

Menjauhi sama sekali mungkin tidak mudah, karena itu bagus mengurangi, dan mencari variasi lain dalam cara mematangkan bahan makanan (rebus, kukus, panggang). Kadar minyak dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh bisa membuat sel darah merah menggumpal dan terhambat. Akibatnya kita mudah mengantuk pada siang hari saat berpuasa.

Ketiga, memperbanyak minum air putih/tawar. Setiap kesempatan, bahkan disela-sela salat tarawih misalnya, dapat dimanfaatkan untuk minum. Delapan gelas, atau sekitar dua liter, dapat dibiasakan untuk diminum. Tentu saja tidak perlu malas untuk bolak-balik ke kamar kecil semata-mata agar kondisi tubuh tetap terjaga pada siang harinya. Bila kurang minuman dikhawatirkan terjadi dihidrasi, sehingga tubuh lemas.

Keempat, usahakan tetap minum susu. Peran susu menjadi penyepurna aneka makanan yang terhidang. Kebugaran dapat diraih dengan rajin minum susu. Kelima, bila waktu berbvuka tiba jangan buru-buru makan makanan berat (nasi dengan sayur dan lauk-pauknya). Upayakan makan kurma, buah-buahan, dan minumannya yang manis. 

Bila tidak tersedia minimal ada kolak isi kolang-kaling, pisang, candil, dan waluh pun cukuplah. Karena waktunya yang pendek antara waktu berbuka dengan waktu salat Maghrib berjamaah di masjid maka jenis-jenis makanan yang membuat perut mules (pedas, asam, kopi, dan sebagainya) harus dihindari.

Bila tidak pada saat solat tarawih 11 rakaat, apalagi yang 21 rekaat, bisa menjadi siksaan yang membuat peluh menetes-netes karena menahan kentut, buang air besar, kencing, dan perut melilit/mules tak terkira-kira sakitnya. Rasa-rasanya seperti mau pingsan saja.

Keenam, jangan lewatkan makan sahur. Ada keberkahan dalam makan sahur. Dan karena itu meski kuat seharian bepuasa tanpa sahur, tetapi membvuru keberkahan tentu sikap yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun