Mohon tunggu...
Asril Novian Alifi
Asril Novian Alifi Mohon Tunggu... Penulis - Writer | Learning Designer | Education Consultant

Writer | Learning Designer | Education Consultant https://linktr.ee/asrilnoa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengoleksi Buku Tak Pernah Ada Ruginya

27 Januari 2019   14:41 Diperbarui: 28 Januari 2019   11:08 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay/Marisa Sias)

Mungkin buku-buku bagus yang mahal tersebut bisa saya dapatkan diperpustakaan, tapi masalahnya saya adalah orang yang tidak begitu suka pergi ke perpustakaan. Saya tidak terbiasa membaca buku dengan posisi duduk tegak di kursi dan meja perpustakaan. 

Saya lebih suka membaca dengan posisi leyeh-leyeh. Tak jarang juga terasa lebih nikmat jika sambil berbaring. Posisi yang katanya tidak sehat memang, tapi saya tetap tak peduli karena dengan membaca dalam posisi tersebut otak saya jauh lebih bisa mencapai gelombang teta dan alfa, yang menyebabkan saya semakin bisa menikmati aktivitas membaca. 

Meja dan kursi perpustakaan yang kaku adalah siksaan bagi saya. Jika ada perpustakaan yang menyediakan spot membaca yang bisa leyeh-leyeh atau sambil berbaring, mungkin cerita  hubungan saya dan perpustakaan bisa lain cerita.

Selain itu, saya adalah orang yang selalu lupa mengembalikan buku perpustakaan yang saya pinjam, sehingga sering menjadi langganan membayar denda ke perpustakaan. Jangka waktu pengembalian adalah faktor utama kenapa saya selalu terlambat. 

Selalu saja saya tak bisa menuntaskan buku yang saya pinjam dalam tenggat waktu yang ditentukan oleh perpustakaan, sementara saya adalah orang yang selalu malas datang ke perpustakaan hanya untuk urusan memperpanjang masa peminjaman.

Saya adalah pembaca buku yang lambat. Dalam sebulan bisa menghabiskan dua buku saja sungguh sudah sangat istimewa. Meski beberapa kali pernah mengikuti training kiat membaca cepat.

Namun tetap saja tak pernah ada satupun dari teknik tersebut yang saya gunakan, karena bagi saya membaca adalah aktivitas yang harus dinikmati seperti kita menikmati makanan. Beda lagi jika kita makan hanya untuk yang penting kenyang, maka aktivitas menikmati rasa tak menjadi begitu penting di dalamnya. 

Begitu pula dengan aktivitas membaca, yang bagi saya bukan hanya sekedar untuk memasukkan informasi dan wacana yang ada dalam buku ke dalam otak kita, tapi aktivitas menikmati rasa kata per kata yang ada dalam buku tersebut.

Karena itulah, dari dulu saya selalu memimpikan memiliki perpustakaan sendiri. Yang bisa membaca dengan posisi apapun di dalamnya dan tanpa dikejar-kejar deadline pengembalian. Maka, ketika sudah pegang uang setiap bulannya dari keringat sendiri, toko buku adalah tempat yang pertama saya kunjungi setelah gajian. 

Ya, awal bulan adalah masa-masa di mana saya membalaskan dendam. Saya tak pernah pikir panjang ketika melihat buku yang saya suka ataupun yang sekadar saya kira bagus. Pun dengan buku-buku terbaru yang kelihatannya aduhai, kini tak lagi hanya saya elus-elus seperti dulu, tapi langsung saya boyong ke kasir. 

Sempat dalam satu bulan, belanja buku saya sampai nominal jutaan. Saya seperti sedang kalap membelas dendam dengan cara yang sangat membabi buta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun